Kenali RIsiko Penggunaan Ban Belakang untuk Poros Depan Motor
ADVERTISEMENT
Penggunaan ban motor ternyata tak boleh asal. Jika penggunaannya untuk sisi depan motor, maka harus ikuti petunjuk tersebut. Sebaliknya, ban belakang juga tak boleh dijadikan ban depan motor.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu pabrikan ban membuat penanda pada bagian kemasan ban. Umumnya tertulis FR atau RR, yang berarti Front Rotation hanya untuk depan dan Rear Rotation buat belakang motor.
Pada dinding ban juga biasa terdapat petunjuk, yang bertuliskan Front Use Only atau Rear Use Only dengan tanda panah arah rotasi ban yang dibenarkan.
Hal ini juga diamini penggawa Ree Ban Motor, Andreas Aldrin di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, yang mengatakan sebaiknya saat ganti ban gunakan spesifikasi yang sesuai peruntukannya.
Termasuk pemotor yang mau tampilan motor lebih gambot dengan memasang ban belakang untuk depan.
"Sebenarnya enggak rekomendasi ban belakang buat depan, tapi lebih aman ban depan dipakai belakang (misalnya digunakan dalam kondisi darurat)," jelas Aldrin kepada kumparan, Selasa (1/9).
ADVERTISEMENT
Ini karena ban belakang umumnya punya profil yang lebih lebar. Fungsinya untuk menopang bobot yang lebih berat. "Sehingga kalau ditaruh di depan efek understeer bisa lebih terasa," lanjutnya.
Sementara ban depan punya ukuran yang lebih kecil ketimbang ban belakang. Hal tersebut memungkinkan pengendalian dan memudahkan motor saat dibawa bermanuver.
Ban belakang punya alur khusus
Bukan cuma soal ukuran, alur atau tapak kembangan ban juga berpengaruh besar terhadap keseimbangan motor, apabila memaksakan penggunaan ban belakang yang dipasang di bagian poros roda depan.
Umumnya ban belakang didesain tidak memiliki alur tengah sebagai pemecah air layaknya ban depan. Maka dari itu, saat melewati jalan yang tergenang air ada kemungkinan daya cengkeraman kurang maksimal.
ADVERTISEMENT
"Lalu efek terburuknya saat ngerem agak gelosor dan ketika belok agak ngebuang," pungkas Aldrin.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona