Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Aksi pengemudi motor gede (moge) arogan sering ditemui di jalanan. Salah paham hingga aksi saling serobot tak pelak menimbulkan konflik horizontal antara pengguna moge dengan pengguna jalan lainnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu yang lalu, pengemudi moge melakukan aksi penganiayaan ke pengendara motor di depannya karena terjatuh. Padahal, jarak antara korban dan pelaku berjauhan dan tak ada senggolan di antara kendaraan yang ditumpangi pemotor dan pemoge.
Menurut Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI) Sony Susmana, aksi kebut-kebutan maupun iring-iringan terutama dengan moge memang bisa menimbulkan gesekan yang membuat emosi tersulut.
“Kalau memang sudah melihat tanda-tanda bahwa moge ini bakal melintas atau terlihat arogan lebih baik menghindar, cari aman. Atau, berikan saja jalan iring-iringan agar tidak terlibat ricuh,” bukanya saat dihubungi kumparan, Senin (27/2).
Bila telanjur adu mulut dengan pengendara moge yang ugal-ugalan, ada baiknya kita mengalah agar masalah tak berbuntut panjang.
ADVERTISEMENT
“Dari defensive riding sebetulnya lebih baik didiamkan saja, agar tidak membuka ruang konflik baru yang berujung main tangan atau kekerasan. Kalau kita yang salah, kita meminta maaf. Bersikap dewasa saja jangan konfrontir arogansi tersebut,” jelasnya.
Pengemudi motor juga bisa merekam kejadian tersebut sebagai bukti pelaporan kepada pihak berwajib. Jangan lupa untuk menyoroti pelat nomor pengemudi yang memancing keributan tersebut.
“Perekaman bisa menggunakan handphone ataupun peralatan lainnya ya sebagai barang bukti kalau memang kita yang benar. Saat ini, pengambilan foto atau video ketika terjadi permasalahan di jalan sudah sangat penting di kondisi seperti ini,” ucapnya.
Terpenting, pengguna jalan harus bersikap sopan satu sama lain sebab jalan raya adalah milik bersama dan tidak ada eksklusifitas. “Harus ingat, jalan raya adalah ruang publik milik bersama dan harus mau berbagi,” tukasnya.
ADVERTISEMENT