Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ketika Motor Kustom Menjadi Wadah Aktualisasi Diri
8 Desember 2018 11:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tidak aneh bila kemudian, layaknya karya seni, motor kustom menjadi tempat untuk pemilik motor mengekspresikan dirinya. Hal ini lah yang coba ditanamkan oleh beberapa bengkel motor kustom papan atas.
"Lebih dari seni malah, lebih dari sekadar untuk gaya-gayaan. Saya selalu bilang, jangan sampai motor kustom itu dibuat hanya berujung di kompetisi," ujar salah seorang Pendiri Retro Classic Cycles, Hidayat Prio Wibowo.
Retro Classic sendiri, yang sudah memakan pahit-manis dunia kustomasi selama hampir 20 tahun berkarya, paham betul bahwa ada sangat banyak model konsumen. Dari yang hanya ikut-ikutan, membuat motor kustom , hanya untuk dilombakan, sampai yang benar-benar serius membuat desain motor baru yang khas.
"Jangan sampai dia cuman ikut-ikutan atau ikutin yang lagi happening saja,” kata Yayack.
ADVERTISEMENT
Proses kustomasi panjang
Menciptakan motor kustom perlu proses. Ada tahapan-tahapan yang perlu dilalui, untuk mendapatkan motor yang sesuai dengan pemiliknya.
Bagi dia, dalam motor kustom harus ada unsur idealisme, identitas, serta personalisasi dari pemiliknya yang diseimbangkan dengan fungsi dasar sepeda motor itu sendiri.
"Selalu curhat kayak orang pacaran, istilahnya brainstorming. Mulai dari konsep sampai hal-hal kecil seperti warna kesukaan, hobi, ketertarikan itu perlu dicari tahu," terang dia.
Nantinya unsur-unsur yang didapat dan ingin ditonjolkan di sepeda motor, akan dituangkan untuk mempertajam sisi personalisasinya. "Jadi ketika motornya jadi ada perasaan, 'gue banget nih motornya'," cerita Yayack.
Bukan cuman Retro Classic, cara yang sama juga diterapkan oleh Thrive Motorcycle. Bengkel yang berlokasi di daerah Jakarta Selatan, ini juga punya pendekatan yang tidak jauh berbeda. Bahkan mereka menyediakan lembar kuesioner khusus, untuk menggali hal-hal yang sifatnya ada di bawah alam sadar.
ADVERTISEMENT
"Kuesioner itu mencoba memahami personal pemiliknya seperti apa. Misalnya suka musik seperti apa, kalau bayangin motor ini gender-nya cowok apa cewek, terus motor ini usianya berapa, soal agresivitas juga dinilai 1-10, sampai dengan preferensi bentuk-bentuk geometri pemiliknya juga," terang Erlangga Djojosaputro, salah satu pendiri Thrive.
---
Ikuti cerita lainnya di kumparan tentang prestasi anak muda Indonesia di motor kustom dengan follow topik Indonesia Juara Motor Kustom.