news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Kiat Pemotor Tetap Prima Berkendara Selama Bulan Puasa

7 Maret 2025 7:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengendara sepeda motor melintasi Plaza HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara sepeda motor melintasi Plaza HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Aktivitas berkendara selama menjalankan ibadah puasa tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemotor. Selain diharuskan menahan lapar dan haus, pengendara juga dituntut untuk tetap bisa berkonsentrasi mengendalikan kuda besinya.
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang Road Safety & Motorsport Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Victor Assani tak menampik akan ada karakteristik berbeda saat berkendara motor selama berpuasa. Seperti kondisi fisik hingga situasi lalu lintas.
"Tentu ada hal-hal yang berbeda dibanding di luar bulan puasa. Kondisi fisik yang mungkin tak sebugar seperti biasanya sehingga tingkatkan intensitas kantuk hingga lalu lintas lebih padat pada waktu tertentu," ujar Victor kepada kumparan pekan ini.
Dirinya memberikan beberapa kiat kepada para pengendara motor agar perjalanan tetap bisa nyaman dan sekaligus aman. Pertama dengan menjaga kondisi fisik, misalnya jaga jam tidur malam minimal 6 jam jelang waktu sahur.
Pengendara sepeda motor melintas di samping proyek pembangunan saluran air di ruas jalan Inspeksi Kalimalang kawasan Bekasi, Jawa Barat, Rabu (8/1/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Kemudian untuk menu sahur sebaiknya mengkonsumsi makanan yang tidak banyak menguras energi pencernaan. Bisa dengan nasi merah, roti gandum atau sejenisnya, buah-buahan, telur rebus, tempe, tahu, dan sumber serat tinggi lainnya," imbuh Victor.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya adalah rencanakan perjalanan. Ini lantaran kondisi lalu lintas selama bulan puasa sedikit berbeda, karena jam masuk kantor umumnya lebih pagi. Belum lagi anomali untuk pulang lebih awal agar bisa berbuka puasa di rumah.
"Kalau punya jalur alternatif untuk menghindari kepadatan lalu lintas bisa dipilih. Kemudian jika kebetulan bepergian saat matahari sudah cukup terik, tidak perlu memaksakan diri untuk berkendara dalam waktu yang lama," papar Victor.
Pengendara sepeda motor yang mengenakan helm menunggu lampu hijau di sebuah persimpangan di pusat kota Hanoi (15/11/2008). Foto: Hoang Dinh Nam/AFP
Victor bilang, bila merasakan gejala letih setelah berkendara cukup lama dan jauh, tidak ada salahnya untuk rehat dan berhenti sejenak agar energi tak terkuras banyak. Ini juga menghindari kondisi emosi yang tidak stabil akibat situasi lalu lintas padat.
"Kemampuan mengendalikan diri di jalan juga menjadi ujian. Kendalikan diri, begitu juga cara kita berkendara seperti kebut-kebutan, buru-buru, ugal, sering klakson bisa menimbulkan provokasi dengan pengguna jalan lainnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, jika memilih hendak berbuka di rumah, ada baiknya bisa melakukan peregangan tubuh sebelum memulai perjalanan agar kondisi badan dan pikiran lebih rileks setelah bekerja. Ditambah masih harus berkendara untuk berjibaku di jalan raya.