Kita Tidak Akan Menemukan Moge di Bangladesh, Mesin Motor Maksimal 165 Cc

27 Februari 2023 11:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana jalanan Bangladesh. Foto: dok. BS News
zoom-in-whitePerbesar
Suasana jalanan Bangladesh. Foto: dok. BS News
ADVERTISEMENT
Umumnya, motor yang biasa ditemukan di Indonesia punya mesin dengan kubikasi yang beragam. Mulai dari 110 cc seperti pada Honda BeAT hingga lebih dari 1.000 cc di motor gede.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Indonesia maupun negara lainnya di dunia, Bangladesh membatasi kubikasi motor hanya 165 cc. Mengutip Bangladesh Post, aturan ini sudah berlaku sejak awal tahun 2000-an. Sebelumnya, masyarakat Bangladesh masih bisa bebas memilih jenis motor yang ingin dibeli.
Pemotor di Bangladesh. Foto: dok. TBS News
Aturan ini diteken karena ada kekhawatiran dari penegak hukum kalau motor dengan kapasitas mesin yang besar bisa disalahgunakan untuk tindakan kriminal dan polisi tidak dapat mengejarnya di jalan raya.
Selain itu, kecepatan tinggi pada motor tersebut juga rawan menimbulkan kecelakaan karena tidak cocok dengan jalanan di negara Bangladesh.
Hal ini bukan tanpa data, menurut motorcyclevalley, kecepatan kendaraan rata-rata di Dhaka, Ibu Kota Bangladesh hanya mencapai 5 hingga 6 km/jam. Artinya, berjalan kaki lebih cepat dibandingkan menggunakan motor.
Pemotor di Bangladesh. Foto: Palas Khan/DAILY STAR
Baru-baru ini, negeri enam musim itu bakal merelaksasi aturan tersebut sebelum 2024, tepatnya di bulan November 2023. Nantinya, motor dengan kubikasi 350 cc diperbolehkan melenggang di jalanan Bangladesh.
ADVERTISEMENT
Namun, President Bangladesh Motorcycle Assemblers and Manufacture Association (BMAMA), Matiur Rahman menolak pelonggaran aturan itu. Ini dikarenakan produsen otomotif yang bergabung dalam asosiasi telah berinvestasi setara lebih dari Rp 11,36 triliun pada fasilitas produksi yang ada.
“Ketika kita berinvestasi untuk membangun pabrik beberapa tahun lalu, pemerintah mengatakan aturan pembatasan mesin 165 cc akan berlaku selama lima tahun,” ujarnya dikutip dari TBS News.
Pemotor di Bangladesh. Foto: dok. TBS News
Perubahan tiba-tiba tersebut kata asosiasi bakal mengganggu kinerja pasar motor di Bangladesh. Mereka pun meminta pemerintah untuk menunggu hingga tahun 2025 untuk menerapkan relaksasi kebijakan pembatasan cc motor.
Sebaliknya, Head of Business Operation Kawasaki Bangladesh, Safat Ishtiaq mengungkapkan, penundaan relaksasi kebijakan tersebut hingga tahun 2025 bakal berdampak buruk pada iklim investasi dan pasar sepeda motor.
ADVERTISEMENT
"Kebijakan ini membawa industri kendaraan sepeda motor kembali ke 10 tahun belakang dan membuat banyak investor serta konsumen kehilangan minat pada sepeda motor," katanya.
Meski demikian, pemerintah Bangladesh memperbolehkan pabrikan membuat sepeda motor yang punya mesin hingga 500 cc. Namun, itu hanya diperuntukkan untuk ekspor bukan pasar domestik. Unik juga, ya!