Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kejadian bermula ketika bus Eka hendak menghindari pejalan kaki, kemudian mengenai bus Sugeng Rahayu yang datang dari arah berlawanan. Tabrakan adu banteng pun tak terhindarkan.
"Penyebabnya karena jalan itu kan terdiri dari dua lajur, dua lajur dua arah tanpa median. Kemudian speed-nya tinggi," buka Wildan saat dihubungi kumparan, Kamis (31/8).
Dirinya melanjutkan, tabrakan bisa terjadi lantaran kondisi lalu lintas pada ruas jalan tersebut, bercampur (mix traffic) antara kendaraan yang lajunya cepat dan lambat. Saat laju kendaraan cepat bertemu yang pelan di depan, pengemudi akan berusaha menghindarinya.
"Sehingga terdapat adu banteng dengan lawannya. Hampir kejadiannya seperti itu terus berulang," pungkas Wildan.
Menurut analisis Wildan sesuai pengalamannya menginvestigasi kecelakaan lalu lintas angkutan jalan, kendaraan yang lajunya kencang dan berusaha manuver menghindari kendaraan lambat di depannya dihadapkan pada dua kondisi berbahaya.
ADVERTISEMENT
Pilihannya dua, saya tabrak atau saya menghindar ke kanan. Kalau tabrak berarti tabrak depan-belakang, kalau ke kanan berarti dari arah berlawanan nggak ada lawan selamat, kalau ada ya adu banteng," pungkasnya.
Adu banteng bus juga terjadi 2018 lalu di Ngawi
Kejadian serupa pernah terjadi pada 17 April 2018 lalu di ruas jalan Solo-Ngawi. Tabrakan melibatkan beberapa bus dan mobil penumpang.
Berawal saat bus pertama deselerasi lantaran ada sepeda motor membawa muatan barang berjalan dengan pelan. Hanya saja bus PO Mira di belakangnya tak sempat mengerem dan menghindar ke arah kanan.
Pada saat yang sama, dari arah berlawanan melaju bus PO Eka dengan kecepatan tinggi sehingga tabrakan pun tak terelakan. Belum selesai, bus PO Mira pun ditabrak oleh bus PO Sumber Selamat yang juga melintas, serta ditabrak lagi oleh mobil penumpang.
ADVERTISEMENT
Dalam kesimpulan di laporan KNKT 18.04.08.01 yang diterbitkan 21 Juli 2020, karakteristik lalu lintas mix traffic di lokasi, menimbulkan hazard dan beresiko terjadi konflik lalu lintas jika lalu lintas terusan bertemu pada periode waktu yang bersamaan.
KNKT menggarisbawahi, prioritas utama penanganan ruas jalan Solo-Ngawi adalah memisahkan antara lalu lintas terusan dengan lalu lintas lokal, untuk menurunkan risiko konflik lalu lintas.