KNKT Ungkap Penyebab Kecelakaan Truk Maut di Balikpapan, ODOL & Angin Rem Tekor

30 Januari 2022 7:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengevakuasi truk tronton bernomor plat KT 8534 AJ setelah mengalami kecelakaan di Turunan Rapak, Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan, Jumat (21/1/2022). Foto: ANTARA FOTO/HO/Novi A
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengevakuasi truk tronton bernomor plat KT 8534 AJ setelah mengalami kecelakaan di Turunan Rapak, Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan, Jumat (21/1/2022). Foto: ANTARA FOTO/HO/Novi A
ADVERTISEMENT
Kemenhub bersama Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan pemicu tabrakan maut di Turunan Rapak, Km 0 Jalan Soekano-Hatta, Balikpapan. Tabrakan itu melibatkan truk kontainer dengan sejumlah kendaraan dan menyebabkan 4 orang tewas.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari kumparanNEWS, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, mengatakan dari penyelidikan KNKT, diketahui rangka atau sasis dari truk tronton KT 8534 AJ tersebut ditambah panjangnya 20 cm.
Budi mengatakan terungkap truk itu menggunakan sistem rem Air Over Hydraulic (AOH) atau sistem rem dengan penggunaan angin dan minyak rem sekaligus.
Namun, belum dipastikan apakah penambahan panjang dan sumbu roda ini bisa mempengaruhi sistem pengereman.

Temuan terbaru dari KNKT, angin rem tekor

Warga mengamati sebuah mobil yang rusak akibat ditabrak truk tronton di Turunan Rapak, Balikpapan, Kaltim, Jumat (21/1/2022). Foto: ANTARA FOTO/HO/Novi A
Sementara itu, temuan lain dari KNKT terkait kasus kecelakaan truk di Balikpapan, Investigator KNKT Ahmad Wildan menjelaskan beberapa faktor penyebab kecelakaan truk tersebut.
“Pertama pengemudi saat masuk turunan itu menggunakan gigi empat, sekalipun ngomong (dia) habis itu masuk gigi tiga, saya nggak percaya. Karena saya kan pengemudi juga, saya asesor kompetensi pengemudi bus dan truk, jadi saya paham betapa sulitnya memindahkan gigi ketika daripada turunan dalam kondisi pedal kopling nggak bisa diinjak,” ujar Wildan saat sela peresmian Hino Total Support Customer Center (HTSCC) di Purwakarta (27/1).
ADVERTISEMENT
Dari hasil investigasi yang dilakukan kepada supir truk bersangkutan, Wildan mendapati pengakuan soal penjelasan jarum RPM menunjukkan angka 5 (ribu rpm) dan pedal rem keras.
“Berarti di sini masalahnya angin tekor, saya minta coba dicek gap atau celah kampas rem, ketemu lebih dari 2 mm,” terang Wildan.
Warga mengamati sebuah mobil yang rusak akibat ditabrak truk tronton di Turunan Rapak, Balikpapan, Kaltim, Jumat (21/1/2022). Foto: ANTARA FOTO/HO/Novi A
Tidak sampai disitu, hasil temuan lainnya didapati bahwa truk tersebut ternyata dipasangi klakson telolet yang menggunakan angin untuk menghasilkan suara klakson dari sumber yang sama untuk rem angin.
“Apalagi temuannya, dipasang klakson telolet nah disitu itu menunjukkan bahwa dia boros (angin) karena pada saat turun pengemudi itu nggak sempet ngisi (angin),” beber Wildan.
Wildan menyebut menjadi tidak begitu menjadi masalah apabila situasi menginjak rem disertai membunyikan klakson telolet di jalan mendatar, namun cerita berbeda jika hal tersebut dilakukan pada situasi jalan menurun.
ADVERTISEMENT
“Jadi begini celah rem kampas dengan tromol sama klakson telolet itu ketika beroperasi di jalan datar itu tidak masalah, karena saat angin terbuang nanti diisi lagi, tapi pada saat jalan turun dia tidak punya kesempatan ngisi (angin) hanya buang saja, begitu buang tanpa mengisi saya yakin dua tiga kali injakan dan klakson ya selesai, jadi kasusnya angin tekor,” pungkasnya.

Kronologi pengakuan sopir truk maut Balikpapan

Kecelakaan terjadi di Simpang Muara Rapak, Balikpapan, Jumat (21/1/2022). Foto: Dok. Istimewa
Sementara saat kecelakaan terjadi, sopir truk Muhammad Ali menyebut, sebelum mencapai turunan panjang hingga lampu lalu lintas tersebut ia sudah mengerem beberapa kali karena sejak Km 0,5 Jalan Soekarno-Hatta atau simpangan Straat II.
Kemudian jalan mendatar lagi di simpang Straat I hingga depan Rajawali Foto dan baru menurun lagi.
ADVERTISEMENT
Nahas di turun ketiga yang panjangnya lebih kurang 250 meter hingga lampu lalu lintas di bawahnya, kompresor tidak lagi memiliki tekanan angin yang cukup untuk mendorong minyak rem menekan kampas rem menghentikan roda.
Kecelakaan beruntun yang terjadi di Simpang Muara Rapak, Balikpapan, Jumat (21/1/2022). Foto: Dok. Istimewa
Karena bobotnya truk dan muatannya yang mencapai 20 ton, ditambah sudah kehilangan fungsi rem dan kondisi jalan menurun, truk meluncur tak terkendali.
Upaya sopir menurunkan persneling dari 3 ke 2 untuk mendapatkan efek rem mesin (engine break) juga, gagal, setelah sebelumnya berhasil dari 4 ke 3. Dengan persneling netral, truk meluncur makin deras dan menabrak semua yang ada di depannya.
Dalam sistem rem air over hydraulic bagi kendaraan besar, digunakan tekanan angin untuk mendorong minyak rem menekan tuas yang membuka kampas di dalam tromol rem dan menahan putaran roda.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya angin dikumpulkan di dalam kompresor untuk mendapatkan tekanan yang sesuai.