Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konsep Jishuken dan Tantangan Meningkatkan Kualitas Komponen Toyota
4 Desember 2017 11:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB

ADVERTISEMENT
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), baru saja menggelar acara tahunannya yaitu Toyota Production System (TPS) Jishuken, pada Rabu (29/11) di Resinda Hotel, Karawang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Menurut siaran pers yang diterima kumparan (kumparan.com), TPS Jishuken ini diselenggarakan oleh TMMIN untuk mentransfer keahlian dan keterampilan dari Toyota. Program ini diharapkan bisa membuat kualitas produk yang diciptakan oleh pemasok mereka bisa konsisten dan bersaing.
Tak cuma mampu mencetak komponen yang berkualitas, TMMIN juga berharap para pemasok bisa mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya secara mandiri. Artinya, misi itu bisa tercapai dengan adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas di perusahaan-perusahaan yang masuk rantai pemasok Toyota.
“Toyota Indonesia berkomitmen untuk terus-menerus berupaya menambah kontribusi kami kepada bangsa Indonesia melalui peningkatan daya saing bisnis. Salah satu strategi penting untuk mencapainya adalah dengan membangun kapabilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) di perusahaan-perusahaan rantai pasok kami,” ujar Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono.
ADVERTISEMENT
Sejarah Jishuken
Pada 2006 silam, TMMIN membentuk sebuah divisi yang diberi nama Operations Management Development Divison (OMDD), yang bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan aktivitas peningkatan daya saing pada perusahaan pemasok Toyota grup (Toyota, Daihatsu dan Hino). Singkat cerita program TPS Jishuken ini menjadi salah satu program yang dimotori oleh OMDD.

Sepanjang program ini digelar, mulai dari 2007 hingga 2014, ada 100 perusahaan pemasok yang terlibat dalam proses awal pengenalan konsep TPS.
Di 2016, TMMIN mengenalkan konsep baru untuk fokus dalam pembentukan TPS Leader dan Jishuken Director yang melibatkan 18 perusahaan, dan meningkat menjadi 20 perusahaan pada tahun 2017.
TPS Leader dan Jishuken Director sendiri bertugas untuk mentransfer ilmu TPS di lingkungan internal. Hal ini diyakini TMMIN, dapat menyebarkan keterampilan dah keahlian ke seluruh rantai pemasok.
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Direktur TMMIN, Edward Otto Kanter menuturkan, bahwa tantangan pasar global akan terus ada dan pasti datang. Toyota harus terus berupaya untuk meningkatkan daya saing agar menjadi unggul.
Ia juga mengatakan jika program-program seperti ini penting untuk dilakukan guna meningkatkan keterampilan dan pemahaman mengenai sistem produksi Toyota (TPS) kepada seluruh karyawan rantai pemasok.
Perusahaan yang memiliki motto 'We Make People Before We Make Product' ini menjadikan dasar mottonya dalam menciptakan SDM yang handal dan berkompeten. Toyota meyakini jika kualitas produk hasil garapannya akan sangat dapat diperhitungkan melalui tangan orang-orang yang andal.
Perusahaan Toyota juga seringkali mengirimkan karyawannya ke Jepang melalui program Toyota Intra Company Tranferee (ICT), dengan tujuan yang masih satu tipe yaitu untuk meningkatkan kualitas SDM dan menciptakan orang-orang berkompeten untuk menggarap produknya.
ADVERTISEMENT
Menariknya, tidak hanya fokus untuk memproduksi produk andalan Toyota. Perusahaan asal Jepang ini juga berkomitmen untuk tumbuh bersama masyarakat Indonesia melalui kegiatan sosial kemasyarakatan di bidang pendidikan guna membangun SDM Indonesia agar lebih terdepan.
Kegiatan garapan Toyota antara lain program Toyota Eco Youth (TEY), Yayasan Toyota & Astra (YTA) dan kuliah umum TPS serta Lean Manufacturing Lab di beberapa Universitas di Indonesia.