Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Keduanya dibanderol masing-masing Rp 16,750 dan Rp 17,5 juta. Yang jadi pembedanya adalah pada tipe S sudah dilengkapi remote answer back system dan stop & start system (SSS). Adapun dari tampilannya, versi S hadir dengan warna silver dan merah matte tanpa bodi tanpa striping.
Pasca meluncur, skutik tersebut menuai berbagai komentar dari berbagai konsumennya. Salah satunya Vira Yosi Kusuma, yang menyebut Gear 125 berusia 2 bulannya itu cocok dengan preferensinya sebagai wanita kantoran, sekaligus ibu rumah tangga.
"Saya suka ada cantolannya 2 buat belanja bisa simpan banyak barang, sama saya baru tahu juga ternyata ada buat ngecas (power outlet) handphone, dan modelnya bagus, nyaman," jelasnya saat ditemui kumparan belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu dari segi dimensi juga tak begitu mengintimidasi dirinya yang punya postur 165 cm. "Bodinya ramping, irit juga," lanjutnya.
Coba menguliknya lebih dalam lagi mengenai kekurangan atau hal lain yang bisa dijadikan masukkan kepada Yamaha Indonesia, Vira mengaku Gear 125 sudah lebih dari cukup.
Namun Kibon, salah satu pengguna Yamaha Gear 125 lainnya, yang juga anggota Yamaha MX Club Indonesia (YMCI) menuturkan, posisi riding untuk pria setinggi 170 cm dengan berat sekitar 75 kg kurang ergonomis.
Menurutnya kombinasi desain dek pijakan kaki yang melandai dan meramping ke depan, membuat sebagian kaki, apabila menggunakan sepatu atau boots riding, membuat tak menapak sempurna di dek. Sehingga menurutnya berkaca dari sisi safety riding kurang dianjurkan.
ADVERTISEMENT
"Kekurangannya di sini dek injekannya itu ramping, jadi posisi riding dan kakinya keluar dari dek, itu riskan apabila terjadi kecelakaan kena kaki juga seperti itu," katanya dalam kesempatan yang sama.
Selebihnya Kibon dapat berkompromi dengan keterbatasan yang pada Yamaha Gear 125, berupa power outlet yang masih harus menggunakan adaptor tambahan dan bagasi yang kapasitas penyimpanannya tak terlalu besar.
"Saya pakai sendiri untuk aktivitas sehari-hari Depok-Jakarta, tenaganya pas enggak ada jeda. Irit, seminggu isi bahan bakar RON 92 Rp 50 ribu belum habis, masih ada sisa sedikit," ujarnya.