Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kredit Mobil Astra Semester 1 2021 Naik, Tembus 23 Triliun
2 September 2021 15:59 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
PT Sedaya Multi Investama atau Astra Financial merilis data capaian positif pembiayaan kredit mobil pada semester 1 2021.
ADVERTISEMENT
Direktur PT Sedaya Multi Investama Handoko Liem, mengatakan pada periode Januari hingga Juni 2021 lalu terjadi transaksi kredit mobil senilai Rp 23,8 triliun.
Angka itu naik cukup signifikan dibandingkan periode sama pada 2020 lalu yang hanya Rp 19,1 triliun.
“Kalau kita lihat dari aspek unitnya ada peningkatan dari 113 ribu unit ke 140 ribu unit atau meningkat kurang lebih 23 persen,” jelas Handoko dalam acara virtual media gathering Astra Group Rabu (1/9).
Faktor pertumbuhannya, kata Handoko, yaitu perekonomian yang mulai pulih, kepercayaan diri masyarakat untuk membeli kendaraan bermotor, hingga hadirnya insentif dari pemerintah berupa relaksasi PPnBM.
“Sepanjang semester 1 lalu memang mayoritas unit kendaraan yang kami biayai merupakan mobil baru,” tambah Handoko.
ADVERTISEMENT
Sepeda Motor Turun
Sementara itu, berbeda dengan pengajuan kredit kendaraan roda empat yang mengalami kenaikan signifikan, pada sepeda motor justru cenderung stagnan.
Masih mengacu data yang diberikan Astra Financial, pada semester 2021 lalu, terjadi transaksi kredit sepeda motor sebesar Rp 16,2 triliun.
“Bila membandingkan antara semester 1 2020 dan semester 1 2021 dalam hal amount finance-nya memang relatif sama di angka Rp 16,2 triliun, tapi kalau kita lihat unit finance-nya ada penurunan kurang lebih 5 sampai 6 persen,” jelas Handoko.
Ya, bila pada semester 1 2020 terdapat 1,5 juta unit sepeda motor yang dibeli secara kredit, kini pada periode sama di 2021 terkoreksi menjadi hanya 1,4 juta unit.
Sayangnya, Handoko tak merinci penyebab stagnannya pengajuan kredit pada sepeda motor selama Januari hingga Juni 2021 lalu. Namun, besar kemungkinan situasi tersebut disebabkan kondisi perekonomian pada kelas menengah ke bawah yang jadi paling terdampak selama pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
****