Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
kumparan Test Drive: Menggeber Mercedes-AMG Pertama yang Dirakit di Indonesia
14 Oktober 2021 9:20 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) resmi meluncurkan Mercedes-AMG A 35 4MATIC Sedan pada Sabtu (9/10). Dan kumparanOTO berkesempatan menjajalnya di Sirkuit Sentul, Bogor.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan model AMG pertama yang dirakit secara lokal di fasilitas produksi Mercedes-Benz, Wanaherang, Bogor, Jawa Barat.
Dibanderol dengan harga Rp 995 juta off the road, membuat Mercedes-AMG A 35 4MATIC Sedan ini menjadi model AMG termurah yang dipasarkan di Indonesia saat ini.
Nah berikut ulasan singkatnya.
Posisi mengemudi
Masuk ke kabin pengemudi dan duduk di kursinya, masih kental nuansa nyaman di pinggul dan punggung. Hanya saja, untuk kelas 'AMGa desainnya tak sporty, seperti jenis semi bucket berbahan karbon pada model CBU.
Tak cuma itu, karena desain kursinya standar seperti mobil penumpang biasa ini, kurang bisa mengakomodasi kebutuhan pengemudi saat menggeber mobil ini di lintasan.
Badan saya beberapa kali mudah bergeser, terutama ketika menikung dengan kecepatan tinggi. Untungnya, pengaturan jok secara elektrik serta pengaturan setir yang dapat diatur secara tilt dan teleskopik, dapat mempermudah pengemudi dalam mengatur posisi duduk.
Performa mesin
Bicara soal performa mesin, Mercedes-AMG A 35 4MATIC Sedan ini tampaknya tak boleh dipandang sebelah mata. Dengan tenaga 306 dk dan torsi 400 Nm, terbilang lebih dari cukup untuk membuat mobil ini melesat di lintasan sirkuit.
ADVERTISEMENT
Terasa saat modus berkendara sport diaktifkan, suara mesin dapat berubah menjadi lebih galak. Pun dengan performa mesinnya yang jadi lebih responsif.
Ketika memutari lintasan sirkuit, terasa tenaga mobil tak pernah habis dan mampu membuat mobil melesat lebih cepat. Sayangnya saat di lintasan lurus, saya tak bisa menggeber mobil ini lebih maksimal. Ini dikarenakan adanya obstacle zig-zag yang ditempatkan pihak Mercedes-Benz pada lintasan lurus tersebut.
Namun secara keseluruhan, untuk performa mobil yang dimiliki Mercedes-AMG A 35 4MATIC Sedan ini terbilang lebih dari cukup. Baik itu untuk penggunaan harian maupun saat diajak berlari di lintasan sirkuit.
Rasa berkendara
Hal lain yang membuat saya sangat menikmati menggeber mobil ini di lintasan sirkuit, yakni menyoal rasa berkendara dan handling-nya yang begitu fun to drive.
ADVERTISEMENT
Dengan bermodal sistem penggerak 4MATIC All Wheel Drive, mobil ini terasa cukup mudah dikendalikan, meskipun dalam posisi menikung dengan kecepatan tinggi.
Apalagi hadirnya fitur-fitur canggih seperti stability control, sangat membantu pengemudi mencegah terjadinya oversteer maupun understeer saat melintas di tikungan.
Pun ketika diajak bermanuver zig-zag dengan kecepatan cukup tinggi, bodi mobil tak mudah limbung. Sehingga cukup menambah kepercayaan diri saya untuk menggebernya lebih maksimal.
Dengan dimensi bodinya yang tergolong kecil, mobil ini memang sangat asyik untuk diajak bermanuver, baik itu di jalan raya maupun di dalam sirkuit.
Bantingan suspensi
Terakhir yang tak kalah penting untuk dibahas dari Mercedes-AMG A 35 4MATIC Sedan ini, tentu menyoal bantingan suspensinya.
Secara garis besar, bantingan suspensi mobil ini memang terbilang empuk, khas mobil sedan Mercedes-Benz. Untungnya, saat modus berkendara diubah dari Comfort menjadi Sport, terasa bantingan suspensi jadi sedikit lebih keras.
ADVERTISEMENT
Ini tentu sangat membantu terutama untuk penggunaan track day di lintasan sirkuit. Dengan bantingan suspensinya yang jadi sedikit lebih keras, maka otomatis juga menambah kemampuan menikung dari mobil ini.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, dengan banderol harganya yang tak sampai Rp 1 miliar, Mercedes-AMG A 35 4MATIC Sedan ini memang bisa jadi pilihan bagi Anda yang menginginkan sebuah sedan bertenaga buas dari AMG.
Apalagi dengan dimensinya yang tak terlalu besar, membuat mobil ini juga cocok untuk dikemudikan sendiri dan dipakai di dalam kota.
Sayangnya, mobil ini juga bukan tanpa kekurangan. Dengan dimensinya yang tak terlalu besar itu, tentu saja berdampak terhadap ruang kaki dan kepala yang terbatas.
Khusus pada baris kedua, bahkan ruang kaki yang ada terbilang sangat sempit, apalagi bila dua jok di baris depan dibuat cukup mundur.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, dengan statusnya sebagai CKD rupanya juga turut berdampak terhadap adanya perbedaan beberapa aspek dan fitur dari mobil ini. Salah satunya menyoal desain joknya yang biasa dan bukan semi bucket.
Ini memang sedikit mengurangi kesan sporty dan garang dari sebuah sedan AMG Mercedes-Benz.
***