kumparan Test Ride: Sensasi Tunggangi Ducati Panigale Termurah di Indonesia

23 Agustus 2021 10:53 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Handling lincah dari Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Handling lincah dari Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menunggangi Ducati Panigale V2 memang sudah jadi keinginan pribadi sejak lama. Dan akhirnya terwujud, walaupun cuma untuk test ride, tapi ini menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Ya seperti diketahui, moge ini berada di kasta paling rendah keluarga Panigale, dengan harga jual off the road Rp 739 juta di Indonesia. Jadi ada beda Rp 160 juta dengan V4, dan dengan Panigale V4S berjarak Rp 510 juta.
Motor ini diboyong PT Cakra Motor Sports (CMS) pada 2019 lalu, dan cuma ada tiga varian Ducati Panigale di sini. Nah tak belama-lama, yuk langsung bahas kesannya setelah menjajal motor ini.

Desain

Tampilan samping Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Bicara desain, jujur saja Ducati jadi salah satu merek motor yang detail soal itu. Hal tersebut juga dilakukan pada Panigale V2, dibuat maksimal meski secara kasta di bawah V4 dan V4S.
Bagian muka Panigale V2 memiliki kemiripan dengan V4 di mana model headlamp-nya seperti siluet mata yang tajam. Sektor fascia semakin agresif karena disematkan juga daytime running light.
ADVERTISEMENT
Di bagian ujung lekukan, pabrikan juga menyematkan semacam lubang air ram tepatnya di bawah reflektor. Sepintas memang tidak terlihat mata, bukan sekadar gimmick tapi berfungsi untuk menangkap angin sehingga lebih banyak masuk ke box filter.
Menelisik dari samping, desain Panigale V2 juga sedap dipandang. Guratannya kurang lebih mirip dengan V4.
Tapi ada bedanya dengan V4 terbaru, Panigale V2 hanya memiliki satu lubang udara untuk mendinginkan radiator dan mesin. Sedangkan di V4 dirancang dengan dua lubang kisi-kisi udara pada fairing kiri dan kanannya.
Winglet untuk menunjang aerodinamika pun absen, tapi tak masalah. Sebab, desain dari Panigale V2 terbukti sukses memikat mata pengendara lain ketika di jalan.
Tampilan belakang Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Mundur ke belakang, spot ini jadi favorit saya. Bagaimana tidak, coba lihat bentuknya sangat melancip kental aura superbike. Oh iya, di sektor buritan Panigale V2 juga memiliki lubang untuk mendukung aerodinamika.
ADVERTISEMENT
Sekadar informasi saja, untuk unit yang saya coba ini sudah mendapati beberapa modifikasi. Contohnya pengaplikasian single seater, tutup tangki, penutup lubang spion, handguard, footstep, sampai knalpot aftermarket full system garapan Akrapovic.

Posisi berkendara

Harus diakui jika posisi riding dari Ducati Panigale V2 lumayan mengintimidasi, apalagi jika dipakai untuk harian.
Menjajal Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Alasannya karena letak atau posisi setang hampir sejajar dengan jok pengendara, ya memang ini ciri khas sebuah motor superbike menggunakan jenis underyoke. Dan ketika Anda baru pertama kali mencobanya seperti dipaksa menunduk sambil motoran.
Mencobanya sebagai motor harian selama 5 hari, bagian lengan, pundak, dan juga tangan kurang nyaman rasanya. Apalagi ketika melewati kemacetan yang mengharuskan motor stop and go.
Catatan dari motor ini, ketika harus berbelok patah atau memutar balik pengendara harus hati-hati. Radius putarnya tergolong lebar, dan jika momentum tak tepat bisa saja jatuh.
Posisi berkendara Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Sementara untuk posisi duduk dan tinggi badan saya 172 cm, area telapak kaki masih bisa menyentuh tanah. Namun memang harus jinjit, mengakalinya cukup mudah tinggal geser bokong ke kiri atau ke kanan dan tumpuan satu kaki bisa menyentuh aspal dengan sempurna.
ADVERTISEMENT
Karakter busa jok-nya boleh dibilang empuk untuk sebuah motor sport full fairing, Selain itu Ducati Panigale V2 juga dibekali dengan kursi berbahan kulit suede. Untuk mencengkeram celana berbahan jeans tak ada masalah.

Fitur

Tampilan kokpit Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Soal ini, Ducati Panigale V2 juga tak kalah dari sang kakak. Ada beberapa teknologi elektronik yang dibenamkan di motor ini guna menunjang kenyamanan dan juga keamanan pengendaranya.
Kita bahas dulu untuk fitur yang terkoneksi langsung dengan panel meter TFT 4,3 incinya. Di sini kita bisa mengatur Riding Mode dengan 3 pilihan (Street, Sport, Race), kemudian besaran power engine, Ducati Traction Control, Engine Brake Control, Ducati Wheelie Control, ABS Bocsh Cornering, sampai pengaturan Quick Shifter up & down yang sudah Auto Blipping generasi EVO 2.
ADVERTISEMENT
Semua piranti itu bisa diakses melalui switch atau tombol pengaturan di saklar sebelah kiri. Caranya juga cukup mudah dan cenderung cepat dipahami pengendara yang baru menungganginya.
Di layar panelmeter juga disematkan beberapa informasi lagi. Misalnya speedometer, tachometer, konsumsi bahan bakar rata-rata, trip 1, trip 2, trip lap, dan memungkinan mengatur backlit layar instumennya. Tinggal sesuaikan saja dengan kebutuhan.

Kaki-kaki dan handling

Mencoba handling Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Menyoal handling, Ducati Panigale V2 tergolong friendly untuk harian. Ketika motor berjalan rasanya seperti ringan dan mudah saja diajak meliuk-liuk.
Desain body-nya yang ramping berpengaruh besar untuk memudahkan selap-selip di tengah kemacetan. Tapi memang jika baru pertama mengendarainya, butuh adaptasi lebih dulu.
Handlingnya yang asyik ternyata didukung dengan konstruksi kaki-kaki yang apik. Namun sayangnya Ducati Panigale V2 memang belum memiliki pengaturan suspensi elektronik.
Desain suspensi belakang Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Di haluan depan, motor ini dibenamkan peredam kejut upside down garapan Showa BPF dengan diameter yang besar. Sementara di belakang menggunakan monoshock dengan vendor Sachs. Nah, di suspensi belakang juga tetap menggunakan DNA Panigale yakni diletakan di sisi kiri.
ADVERTISEMENT
Untuk mengubah karakter suspensi, semua penyetelannya lengkap. Anda bisa mengatur preload, rebound, sampai dengan compression. Secara keseluruhan karakter suspensi belakang dan depan di setingan pabrikan cukup keras, namun efeknya motor akan lebih stabil ketika diajak ngebut atau bernanuver.
Di bagian sasis, V2 tetap menggunakan frame khas dari keluarga Panigale. Dia dibenamkan sasis jenis aluminium monokok yang ringkas. Sasis ini juga ternyata berfungsi sebagai air box, yang memungkinkan angin masuk dari air ram menuju rangka dan berakhir di filter udara.
Sementara untuk lengan ayun menggunakan model single-sided swing arm yang didukung dengan velg belakang berukuran 5,5 inci ring 17. Sementara di depan mengaplikasikan velg ukuran 3,5 inci. Nah untuk ban menggunakan profil 180/60 di belakang dan 120/70 di depan.
ADVERTISEMENT

Mesin

Layout mesin Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Rangka Ducati Panigale V2 menggendong mesin 955 cc Superquadro, L-twin Cylinder, 4 katup per silinder, pendingin cairan, dan berpengabut injeksi.
Klaim pabrikan motor ini memiliki tenaga maksimal sampai 155 daya kuda pada putaran mesin 10.750 rpm dan torsi tertinggi mencapai 104 Nm pada puntiran mesin 9.000 rpm.
Sebelum masuk ke catatan performanya, mesin dari Ducati Panigale V2 tergolong cukup panas untuk kendaraan harian. Ketika dipakai di tengah kemacetan informasi suhu ada di kisaran 100 sampai 110 derajat celcius.
Hawa panas menjalar dari betis, paha, dan sedikit ke area bokong. Namun saay motor dipacu, perlahan hawa panas itu menghilang dan suhu pun berada di kisaran 95 derajat celcius.
Lantas bagaimana dengan sensasi mesinnya? Perlu diingat lagi ya, jika motor ini sudah mendapati ubahan di saluran pembuangan. Selain tenaga diklaim jadi lebih besar bobot dari motor juga pasti berkurang.
ADVERTISEMENT
Dari informasi website Ducati global, di generasi terbaru V2 ini mengalami peningkatan tenaga sampai 5 daya kuda dan torsi sekitar 2 Nm. Dijelaskan jika ada revisi pada bagian throttle body, dual injector, dan beberapa komponen lainnya.
Tampilan belakang Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Buat harian, performa Ducati Panigale V2 saya bilang sudah lebih dari cukup. Tenaga dan torsinya tersedia di setiap saat, ketika melakukan perpindahan gigi dan gas diputar sedikit penuh rasanya menyenangkan.
Apalagi didukung juga dengan Riding Mode sampai 3 pilihan. Untuk power modes Street, respons tenaga yang disalurkan cenderung halus. Jadi ketika dipakai santai atau ketika berkendara di tengah hujan akan lebih cocok.
Dan ketika mengatur di setelan Sport, tenaga yang dihasilkan akan lebih lagi. Karakternya semakin responsif, bejek gas sedikit saja rasanya motor langsung ngacir.
Mencoba performa Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Dan di power modes terakhir atau pilihan Race barulah seluruh tenaga dikeluarkan. Boleh dibilang mode ini lebih menyenangkan jika dipacu di lintasan sirkuit. Rasanya kita akan diajak bersenang-senang dengan performa maksimum motor tanpa melewati batas. Namun untuk di jalan raya yang cenderung ramai dan macet saya jarang memakainya, sebab karakter mesin jadi lebih buas.
ADVERTISEMENT
Setelan yang pas buat saya adalah Sport, jadi besaran tenaga ada di tengah. Untuk riding santai masih oke, namun ketika ingin tancap gas tenaga dan torsi langsung merespons.
Tak cuma riding modes saja yang mempengaruhi performa. Anda juga bisa menyesuaikan seberapa sensitif pengaturan ABS, kontrol traksi, wheelie control, dan juga engine brake control-nya.
Rem depan Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Oh iya, tenaga yang buas tadi dijinakan oleh pengereman dari Brembo, baik master rem dan juga kalipernya. Di roda depan dikawal dengan sepasang cakram dengan kaliper Brembo 4 piston 320 mm semi floating. Sementara di belakang juga menggunakan piringan 245 mm dan kaliper Brembo 2 piston.
Pasti penasaran dengan konsumsi bahan bakarnya? Dari informasi di panel meter tercatat rata-rata bahan bakar motor ini adalah 21 kilometer per liter bensin. Namun rasanya, ketika Anda jatuh hati dengan motor ini, soal keiritan bahan bakar pasti dinomor duakan.
ADVERTISEMENT
Ducati Panigale V2 direkomendasikan menggunakan bahan bakar dengan kadar RON 95. Sebab motor ini memiliki racikan kompresi tinggi yakni 12,5:1. Artinya wajib menenggak Pertamax Turbo atau Shell VPower Nitro Plus.

Kesimpulan

Tampilan samping Ducati Panigale V2. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Sampai di kesimpulan, Ducati Panigale V2 rasanya cocok bagi Anda yang ingin mencoba karakter mesin buas dari keluarga Panigale dengan banderol paling terjangkau.
Soal desain juga tak boleh dilupakan, setiap berkendara dengan Panigale V2 pasti mata pengendara lain tertuju ke Anda. Ini bisa jadi salah satu kebanggaan.
Dan untuk mesin rasanya tak perlu dijelaskan lebih panjang lagi, dipakai untuk harian mesin 955 cc nya sudah bisa memenuhi kebutuhan. Tak lupa juga dengan beberapa perangkat elektronik keamanan menambah percaya diri ketika memacu V2.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT