Kunci Aman Berkendara di Kala Hujan

27 Oktober 2018 19:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil Avanza alami kecelakaan di depan Gedung TVRI, Jalan Gerbang Pemuda Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (28/10). (Foto: Twitter.com/TMCPoldaMetro)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Avanza alami kecelakaan di depan Gedung TVRI, Jalan Gerbang Pemuda Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (28/10). (Foto: Twitter.com/TMCPoldaMetro)
ADVERTISEMENT
Kecelakaan tunggal yang melibatkan Toyota bernomor polisi B 1068 SXA terjadi di depan Gedung TVRI, Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta Pusat, pada Sabtu (27/10) pagi. Akibat insiden tersebut, mobil mengalami rusak berat dan satu orang meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Korban meninggal Sabil umur 20 tahun, warga negara Libya, sedangkan Ilyas (20) luka pada kaki kiri hingga patah," ungkap Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto.
Dari rekaman video yang diunggah akun TMC Polda Metro Jaya, pengemudi Toyota Avanza hilang kendali akibat melaju dengan kecepatan tinggi saat kondisi permukaan jalan basah. Mobil kehilangan keseimbangan sehingga tergelincir dan menabrak trotoar di sisi kiri hingga mobil terguling.
Training Director Indonesian Road Safety Agent, Poedya Santosa mengingatkan pengendara untuk menguasai betul teknik berkendara saat atau setelah hujan. Sebab dalam kondisi permukaan jalan yang basah berpotensi mengurangi cengkraman ban dan membuat mobl kehilangan traksi.
Ilustrasi Mobil saat Hujan (Foto: Sauerlaender/pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mobil saat Hujan (Foto: Sauerlaender/pixabay)
"Saat traksi hilang, kemudian ada daya dorong yang kuat dari belakang yang memberi momentum pada bagian belakang mobil sehingga terdorong ke depan. Nah saat terjadi selip begitu akan sangat sulit untuk mobil diarahkan," kata Poedya.
ADVERTISEMENT
Preventif
Meningkatkan kewaspadaan saat mengemudi menjadi kunci. Ia menyarankan pengendara untuk menjaga kecepatan dan jangan tergiur dengan kondisi jalan yang lengang.
"Agar kendaraan tetap napak ke aspal, contohnya pada kecepatan 60 km/jam saja kalau jalannya licin sekali itu sudah sulit dikendalikan. berarti kecepatan harus dikurangi lagi," tutur Poedya mengimbau.