LG Hengkang dari Proyek Baterai, Periklindo: Tak Berdampak ke Industri EV

24 April 2025 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja berjalan di dekat kontainer yang mengangkut sel baterai di pabrik baterai kendaraan listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power usai diresmikan di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja berjalan di dekat kontainer yang mengangkut sel baterai di pabrik baterai kendaraan listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power usai diresmikan di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG Energy Solution (LG) memutuskan untuk menarik proyek senilai sekitar 11 triliun won atau sekitar Rp130,7 triliun untuk membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Keputusan konsorsium itu menarik proyek tersebut, setelah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia. Alasannya, karena adanya pergeseran dalam lanskap industri, khususnya kendaraan listrik yang berakibat perlambatan sementara permintaan kendaraan listrik global.
Meski batal, LG menyatakan akan melanjutkan bisnis yang sudah ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power) yang merupakan usaha patungan LG dengan Hyundai Motor Group di Karawang, Jawa Barat.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) mengatakan, mundurnya LG dari proyek tersebut tidak akan berdampak signifikan pada industri kendaraan listrik di Indonesia.
Menurut Moeldoko, langkah LG tersebut bisa saja terjadi karena kondisi ekonomi global yang sedang tidak stabil. Sehingga berpotensi tidak menguntungkan untuk saat ini.
ADVERTISEMENT
“Itu sebuah kebijakan internal, pasti sebuah perusahaan yang akan investasi ke luar akan mengkalkulasi berbagai aspek. Setidaknya memang kondisi environment globalnya memang belum menguntungkan. Mungkin itu juga salah satu pertimbangan,” buka Moeldoko saat ditemui di sela-sela acara Periklindo baru-baru ini.
Ketua Periklindo, Moeldoko. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Lebih lanjut, walaupun LG hengkang, Moeldoko tetap yakin bila investasi kendaraan listrik tetap tinggi. Selain itu, Periklindo juga bakal menghelat pameran kendaraan listrik, Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) pada 29 April sampai 4 Mei di JIExpo, Kemayoran, Jakarta pusat.
“Tapi yang jelas apa pun situasinya kita lihat sendiri bahwa penyelenggaraan PEVS itu gegap gempita sekarang ini juga menunjukkan bahwa semangat berinvestasi di Indonesia tidak kendur,” tegasnya.
Masih kata Moeldoko, bila LG batal berinvestasi, itu bagian dari pertimbangan internal dan kebijakan internal perusahaan. Tapi bisa saja menguntungkan bagi pihak tertentu karena persaingan bisnis.
ADVERTISEMENT
“Secara keseluruhan di Indonesia enggak (berpengaruh) ya, mungkin justru malah ada yang senang. Ini kan berkaitan dengan persaingan bisnis,” tukasnya.
“Mungkin ada pabrikan yang senang karena enggak jadi kesini akhirnya mengurangi persaingan dan sebagainya. Tapi bagi Indonesia, saya pikir tetap menciptakan iklim investasi yang sebaik-baiknya,” lanjutnya.
Ilustrasi LG Energy Solution. Foto: Shutterstock
Bagi Periklindo hal tersebut juga tidak menjadi lampu kuning bagi investasi kendaraan listrik di Indonesia. Kecuali ada banyak industri yang hengkang.
“Enggak, itu belum bisa dikatakan lampu kuning karena itu baru satu perusahaan. Tapi kalau masif itu mungkin ada apa, kan begitu. Tapi satu perusahaan di tengah-tengah lingkungan global seperti ini sulit untuk disimpulkan,” tuntasnya.
*****
kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 akan digelar pada Selasa, 6 Mei 2025, di MGP Space, SCBD Park.
ADVERTISEMENT
Forum diskusi ini menghadirkan para pemangku kepentingan, termasuk pemimpin industri, profesional, dan perwakilan pemerintah, untuk berdiskusi serta berbagi wawasan mengenai masa depan industri otomotif berkelanjutan.
Daftar sekarang di: kum.pr/nev2025.