Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Liburan Singkat ke Bandung Pakai Hyundai Staria, Ini Plus Minusnya
6 Januari 2022 11:26 WIB
·
waktu baca 7 menitADVERTISEMENT
Kota Bandung , kota dengan sejuta cerita di dalamnya. Kota yang terletak di selatan Pulau Jawa ini, memang selalu menawarkan berbagai destinasi menarik untuk dikunjungi, mulai dari destinasi wisata, alam, kuliner, hingga pusat berbelanja pakaian.
ADVERTISEMENT
Lokasinya yang hanya berjarak sekitar 150-200 kilometer dari Jabodetabek, membuatnya seringkali jadi pilihan utama bagi warga Jabodetabek yang hendak berlibur sejenak dari hiruk pikuk Ibu Kota.
Apalagi, hadirnya ruas tol layang Jakarta-Cikampek atau yang kini dikenal layang MBZ serta ruas tol Cipularang, membuat waktu tempuhnya jadi lebih cepat, yakni hanya berkisar 2 sampai 3 jam apabila menggunakan mobil pribadi.
Berbagai alasan itu pula yang membuat saya dan keluarga memutuskan untuk berlibur sejenak ke kota Bandung beberapa waktu lalu. Pada perjalanan singkat kali ini, saya memilih MPV premium Hyundai Staria sebagai teman perjalanan.
Tentu ada banyak faktor yang membuat saya memilih Hyundai Staria pada perjalanan kali ini. Mulai dari kemewahan dan kenyamanan yang ditawarkan, fitur berlimpah yang memanjakan penumpang, hingga kabinnya yang lapang yang membuat saya dapat mengangkut seluruh anggota keluarga.
ADVERTISEMENT
Desain unik, futuristik, dan anti mainstream
Dari segi desain, Hyundai Staria memang menawarkan tampilan yang unik, futuristik dan berbeda dari para rival di kelasnya, seperti Toyota Alphard, Vellfire, Honda Odyssey, hingga Mercedes-Benz V-Class.
Namun tak dipungkiri, desain Staria ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Bagi mereka yang kontra, menganggap desain Staria ini aneh atau tak sedap dipandang. Sebaliknya, bagi mereka yang pro termasuk saya pribadi, desain ini seolah memberikan referensi yang berbeda dari MPV premium lain yang ada saat ini.
Kabin lapang dan kenyamanan di bagian dalam
Mengawali perjalanan dari kawasan Bintaro, Tangerang Selatan pada jam 7 malam, Hyundai Staria 7-penumpang yang saya kemudikan mampu mengangkut secara penuh seluruh anggota keluarga saya yang berjumlah 8 orang dengan 6 orang dewasa dan 2 orang anak-anak.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya penumpang, ruang kabin yang lapang juga membuat saya tak kesulitan untuk meletakkan barang bawaan yang ada. Pada bagian bagasi, Staria mampu menampung 2 koper medium, serta 3 tas kecil.
Tidak cukup sampai di situ, berbagai laci penyimpanan serta cup holder yang tersedia pada setiap baris jok juga semakin mempermudah penumpang dalam mengatur akomodasi yang ada.
Bahkan, kabinnya yang cukup lapang pada baris kedua, juga membuat kedua orang tua saya sangat nyaman untuk duduk selama perjalanan. Apalagi, pada kursi baris kedua ini juga bisa memiliki pilihan modus selonjoran serta bisa mengaktifkan fitur ventilated seats yang semakin menambah kenyamanan.
Tak ketinggalan, hadirnya panoramic roof yang sangat lebar pada baris kedua, serta sunroof pada baris depan, semakin memberikan kesan lega di bagian dalam.
Posisi mengemudi cukup tinggi
Adapun untuk posisi mengemudi, memang kurang begitu baik. Dengan dimensinya yang cukup tinggi, yakni 1.990 mm, membuat posisi duduk pengemudi terasa begitu tinggi layaknya sebuah mini bus atau SUV bongsor.
ADVERTISEMENT
Untungnya, pengaturan kursi dari Hyundai Staria dapat diatur secara elektrik, sehingga bisa sedikit mengobati posisi duduk yang kurang nyaman tersebut. Namun sayangnya untuk pengaturan setir, hanya dapat diatur secara manual, baik itu teleskopik maupun tilt.
Selain posisi duduknya yang kurang begitu nyaman, hal lain yang cukup mengganggu saya selama perjalanan, tentu adalah dimensinya yang sangat panjang.
Memiliki dimensi panjang lebih dari 5,2 meter, memang dibutuhkan kewaspadaan ekstra serta perhitungan matang, terutama saat hendak berpindah jalur, berbelok, atau berputar balik.
Bahkan, saya pribadi pun sempat merasakan kesulitan untuk bermanuver atau berpindah-pindah jalur ketika membelah kemacetan di tol Lingkar Luar Jakarta.
Suspensi cenderung keras
Setelah berhasil menembus kemacetan tol Lingkar Luar Jakarta, mobil langsung saya arahkan ke tol Layang Jakarta-Cikampek. Saat hendak masuk ruas tol tersebut, saya harus melaju dengan sangat hati-hati.
ADVERTISEMENT
Sebab, di sini terdapat gapura atau pembatas ketinggian yang terbilang sangat tipis dengan tinggi mobil. Namun, untungnya mobil dapat melewati gapura atau pembatas ketinggian tersebut.
Melaju di jalan tol Layang Jakarta-Cikampek, membuat suspensi dari Hyundai Staria benar-benar diuji. Terasa bantingan suspensi yang dihasilkan memang sedikit lebih keras bila dibandingkan rival di kelasnya.
Namun kekerasan suspensi yang dihasilkan tidak berlebihan dan tidak mantul-mantul. Sehingga tidak menyebabkan mual bagi penumpang di baris kedua maupun ketiga.
Fitur semi otonomos yang sangat membantu
Selain menjajal suspensi, selama di tol Layang Jakarta-Cikampek ini, saya juga turut mencicipi beberapa fitur semi otonomos yang dimiliki Staria.
Seperti fitur cruise control dan lane keeping assist dengan lane following assist. Kehadiran dua fitur tersebut, tentu sangat membantu saya selama melaju di tol layang Jakarta-Cikampek.
ADVERTISEMENT
Saya jadi tidak perlu lagi repot menginjak pedal gas dan memegang roda kemudi. Kendati mobil ini sudah dilengkapi fitur semi otonomos, berupa lane keeping assist dengan lane following assist, bukan berarti pengemudi dapat lengah melepaskan setir begitu saja.
Sebab, dalam jarak waktu tertentu, sistem akan secara otomatis memperingatkan pengemudi untuk memegang kemudi setir. Ini berfungsi untuk memastikan pengemudi dalam keadaan waspada dan siap mengambil alih kemudi dalam kondisi darurat.
Ada juga fitur surround view monitor serta blind spot monitoring yang cukup membantu saya ketika hendak berpindah jalur.
Torsi mesin yang berlimpah
Dibekali mesin turbo diesel CRDi 4-silinder berkapasitas 2.2 liter, membuat MPV bongsor ini tak mengalami kesulitan berarti ketika melibas berbagai tanjakan di ruas tol Cipularang maupun jalanan Lembang-Subang ketika perjalanan pulang.
ADVERTISEMENT
Dengan tenaga 174,5 daya kuda dan torsi berlimpah hingga 431 Nm, membuat Hyundai Staria seolah tak pernah kehabisan napas. Selama melalui tanjakan curam dan panjang, terasa torsi berlimpah yang dimiliki mobil ini selalu mampu membuatnya melaju dengan mudah.
Apalagi, kehadiran pilihan modus berkendara sport, juga semakin meringankan beban laju kendaraan ketika menanjak. Selain urusan mesinnya yang begitu menggoda, perpindahan transmisi otomatik 8-percepatan yang dimiliki mobil ini juga terbilang pintar dan halus.
Tak ada hentakan perpindahan gigi saat harus berpindah gigi secara mendadak. Pun ketika mobil membutuhkan gigi yang lebih rendah, transmisi dapat dengan cepat menurunkan posisi ke gigi yang lebih rendah.
Handling
Memiliki dimensi yang tinggi, secara tak langsung membuat handling dari mobil ini jadi mudah limbung. Terutama ketika mendapatkan hantaman angin yang cukup besar dari arah samping.
ADVERTISEMENT
Pun ketika diajak berpacu dengan kecepatan yang cukup tinggi di atas 100 kilometer per jam, terasa handling-nya jadi mudah liar.
Karena itu, selama perjalanan Bintaro-Bandung, saya hanya berani memacu mobil ini dengan kecepatan maksimal 100 kilometer per jam.
Ya, dengan dimensinya yang bongsor dan peruntukannya sebagai mobil keluarga, memang sudah semestinya mobil ini dipacu dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi. Apalagi, batas kecepatan maksimum di jalan tol juga hanya maksimal 100 kilometer per jam.
Sulit ketika parkir di basement
ADVERTISEMENT
Oiya, masih berkaitan dengan dimensi tinggi yang dimiliki Hyundai Staria, saya juga sempat mengalami beberapa kali kesulitan ketika hendak memarkirkan mobil ini di basement.
Sebab, mayoritas parkiran basement yang ada memiliki tinggi maksimal 2 hingga 2,1 meter. Sementara tinggi mobil ini, nyaris 2 meter atau 1.990 mm.
ADVERTISEMENT
Karena itu, dibutuhkan kewaspadaan ekstra dan kehati-hatian ketika hendak memarkirkan mobil ini di parkiran basement.
Konsumsi bahan bakar
Hal yang tak kalah menarik untuk dibahas dari Hyundai Staria ini, tentu adalah soal konsumsi bahan bakarnya.
Menempuh perjalanan sejauh 197,3 kilometer dari Bintaro Tangerang Selatan hingga Kota Bandung, Jawa Barat, MPV bongsor ini mampu mencatatkan konsumsi bahan bakar rata-rata sekitar 11,3 kilometer per liter.
Angka konsumsi BBM ini tentu bisa berbeda-beda, tergantung pada gaya mengemudi setiap pengemudi, serta kondisi jalan. Pada perjalanan kali ini, kondisi jalan terbilang sangat padat, khususnya pada ruas tol lingkar luar Jakarta dan tol layang Jakarta-Cikampek.
Adapun, untuk kecepatan rata-ratanya, saat kondisi normal berkisar 90-100 kilometer per jam.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Hyundai Staria memang layak masuk daftar pilihan bagi Anda yang sedang berburu MPV Premium, khususnya bagi Anda yang sering bepergian ke luar kota atau gemar duduk di baris kedua sembari menikmati kenyamanan yang ditawarkan mobil ini.
Memiliki akomodasi yang lapang sebagai mobil keluarga serta ragam fitur canggih di dalamnya, memang semakin menambah kenyamanan perjalanan Anda bersama keluarga.
Apalagi, tenaga dan torsinya yang buas, membuat mobil ini mampu melahap berbagai kondisi tanjakan yang ada. Tak ketinggalan, tampilannya yang unik, futuristik dan mewah, membuat mobil ini jadi berbeda dari MPV premium di kelasnya.
Secara harga dan fitur-fitur yang ditawarkan, Hyundai Staria juga terbilang kompetitif. Untuk saat ini, Staria dibanderol dengan harga Rp 920 juta untuk varian 9-penumpang dan Rp 1,020 miliar untuk varian 7-penumpang.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, ada beberapa catatan minus yang kami simpulkan dari mobil ini. Pertama dalam hal dimensi, di balik kelapangan kabin yang ditawarkan, dimensi bongsor yang dimiliki mobil ini, cukup membuat Anda sulit ketika harus melalui gang-gang kecil, bermanuver di kemacetan, parkir, hingga masuk parkiran basement.
Selain itu, posisi duduknya yang terbilang cukup tinggi, juga membuat kurang nyaman dan membuat Anda berasa mengemudikan mobil yang sangat besar seperti mini bus.
***