Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Lowering Kit Yamaha WR 155 R Bikin Pede Trabasan di Bromo
27 Agustus 2023 11:49 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pengendara dengan postur 168-170 cm sekarang bisa lebih percaya diri trabasan pakai Yamaha WR 155 R. Sebab pabrikan telah menjual lowering kit atau low down seat yang bisa mereduksi ketinggian jok.
Dalam kondisi standar, tinggi jok Yamaha WR 155 R merupakan yang paling tinggi di kelasnya. Apabila menggunakan jok yang lebih rendah, maka bisa lebih pendek 2,5 cm. Selebihnya lowering kit bisa membuat ceper hingga 6 cm.
Pas momentumnya kumparan mendapat kesempatan menjajal Yamaha WR 155 R dengan kedua aksesori tersebut. Biar makin seru, test ride-nya langsung trabasan di hutan lereng Gunung Bromo dan lautan pasir yang gembur. Begini impresinya.
ADVERTISEMENT
Saya yang memiliki tinggi 170 cm, tidak kesulitan ketika pertama kali menungganginya. Kedua kaki bisa menapak sempurna, itu juga karena didukung penggunaan boots yang bisa menambah tinggi sekitar 2 cm.
Selebihnya yang saya rasakan adalah kendali penuh untuk motor ini. Singkatnya jadi penuh keyakinan bahwa saya bisa mengontrol motor saat trabasan. Karena apabila hilang kendali dan motor akan roboh ke samping, saya akan lebih mudah menahannya karena tidak jinjit.
Aktivitas trabasan dimulai dulu dari diler Yamaha Sentral, Malang, Jawa Timur. Setelah melalui proses stretching, perjalanan berlanjut menuju Bromo via Tumpang, melewati jalur perkotaan yang ramai lancar, hingga akhirnya elevasi jalan terus berubah.
Oh iya karena pakai unit yang pakai aksesori perendah ketinggian, posisi kaki jadi lebih menekuk. Alhasil prosesi penggantian gigi jadi lebih sulit. Namun bukan masalah besar.
ADVERTISEMENT
Percaya diri libas lautan pasir
Singkat cerita kami sampai di Bromo dan masuk lautan pasir melalui Pos Jemplang. Dari titik inilah kepercayaan diri saya tinggi karena motor yang saya tunggangi tidak mengintimidasi.
Melibas pasir yang gembur dapat dengan mudah dilalui. Dalam artian ketika hendak terjatuh, kaki bisa langsung menahan, sehingga cedera karena jatuh bisa dihindari.
Biar makin mantap melaju di atas pasir yang tebal, tekanan angin ban saya kurangi sedikit yang membuat tapak ban lebih lebar. Permukaan area menapaknya jadi makin banyak dan membuat keseimbangan lebih stabil.
Di sini kami berusaha berdamai dengan pasir, tak mudah sebenarnya bisa mengarungi pasir yang tebal. Teknik yang ideal adalah dengan berdiri di atas motor, paha mengapit tangki, untuk membuat bobot terpusat di tengah motor.
Sambil berdiri, atur gas dengan berulang kali geber-geber sehingga spinning roda akan berubah-ubah, efeknya traksi ban pacul ke pasir tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Etape kedua dilanjut esok harinya dengan menerabas hutan lereng Gunung Bromo. Lagi-lagi berpasir. Bahkan sangat gembur seperti sedang berjalan di pantai selatan. Sedikit basah karena embun menyajikan tantangan tersendiri, bagaimana caranya mengontrol motor tetap stabil.
Kondisi elevasi menurun hingga kira-kira 75 derajat. Karena pasirnya tebal dan didukung pengereman cakram di roda belakang Yamaha WR 155 R, kontrol laju jadi lebih mudah dilakukan.
Posisi kaki kanan tetap pada foot peg dan memainkan rem belakang, sementara kaki kiri digunakan untuk menjaga keseimbangan atau menjaga motor tetap bisa berdiri tegak ketika merasa hilang keseimbangan.
Ya, lagi-lagi lowering kit dan low down seat Yamaha WR 155 R bisa membuat saya makin percaya diri untuk trabasan. Hanya saja harus perlu berdiri sesaat karena busa jok yang lebih tipis, terkadang membuat area selangkangan harus melakukan peregangan.
ADVERTISEMENT