Luhut Singgung Standar Emisi Euro 5, Ini Respons Isuzu

29 Januari 2024 10:12 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keterangan pers saat kegiatan media briefing di Nusa Dua, Badung, Jumat (22/12/2023). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keterangan pers saat kegiatan media briefing di Nusa Dua, Badung, Jumat (22/12/2023). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung rencana penerapan standar emisi gas buang kendaraan setara Euro 5, guna mengendalikan kualitas udara di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kita sekarang akan membuat kualitas solar dan/atau bensin seperti Euro 4 ataupun Euro 5. Dengan demikian kendaraan dan transportasi umum itu bisa memakai kualitas BBM lebih bagus," ujar Luhut saat menghadiri acara peluncuran mobil listrik BYD di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta belum lama ini.
Pernyataan Luhut ditanggapi oleh salah satu pelaku industri kendaraan bermotor, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Yusak Kristian Solaeman mengatakan hal tersebut bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan saat ini.
"Isuzu sebenarnya sudah siap Euro 5, tetapi roadmap di Indonesia tujuannya untuk mengurangi emisi. Perkembangan teknologi harus sejalan dengan ketersediaan bahan bakarnya," buka Yusak ditemui di Jakarta.
President Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Yusak Kristian Solaeman. Foto: dok. Isuzu Astra Motor Indonesia
Isuzu adalah salah satu pabrikan yang sudah mengimplementasi standar Euro 4 untuk mesin diesel pada setiap produknya yang dijual di Indonesia. Aturannya tertuang pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No S 786/MENLHK-PPKL/SET/PKL.3/5/2020 dan resmi berlaku pada April 2022 lalu.
ADVERTISEMENT

Implementasi Euro 4 terkendara ketersediaan bahan bakar

"Untuk sekarang saja, Euro 4 kita masih menghadapi tantangan besar yakni bahan bakar yang sesuai ketersediaannya belum merata. Di beberapa daerah atau kota-kota itu sudah oke, tapi remote area atau luar pulau itu masih sangat menghadapi tantangan besar," jelas Yusak.
Dirinya khawatir, jika permasalahan distribusi bahan bakar yang sesuai untuk mesin Euro 4 belum bisa terselesaikan, maka dapat menjadi ancaman untuk konsumen yang sudah menggunakan produk Euro 4 tetapi masih menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai atau dianjurkan.
"Kalau ada masalah atau keluhan yang muncul karena memang bukan teknologi Euro 4, tetapi karena pemakaian bahan bakar yang kurang tepat. Kalau Euro 4 belum selesai, sudah mau lompat Euro 5 itu nanti bagaimana, kita harus berbicara dengan asosiasi dan pemerintah," imbuh Yusak.
Diskusi Isuzu soal "Kesiapan Bahan Bakar Dalam Implementasi Kebijakan Euro 4 Pada Mesin Diesel" di GIIAS 2021. Foto: Dok. Istimewa
Selama lebih kurang setahun sejak diterapkan, pengamatan Yusak terhadap perilaku pemakaian produk Isuzu dengan standar Euro 4 oleh konsumennya adalah penggantian filter solar yang lebih sering, akibat penggunaan bahan bakar tidak sesuai dengan rekomendasi.
ADVERTISEMENT
"Kalau tidak sesuai terjadi ada mampetnya, sehingga memang mitigasinya adalah penambahan filter (solar) dan memastikan bahwa bahan bakar yang dipakai sesuai dengan anjuran pabrikan," katanya.
Kunci bahan bakar yang bagus untuk mesin diesel adalah melihat tingkat kandungan sulfur, semakin rendah semakin baik. Untuk itu, distributor BBM dalam negeri seperti Pertamina sudah memiliki produk solar dengan spesifikasi sesuai mesin diesel Euro 4.
Adalah seri Dex seperti Dexlite yang memiliki cetane number (CN) lebih tinggi dari bio solar atau solar goceng yakni sebesar CN 51 dengan sulfur maksimal 1.200 ppm, sedangkan untuk Dex memiliki nilai CN 53 dengan sulfur maksimal 300 ppm.
Diskusi Isuzu soal "Kesiapan Bahan Bakar Dalam Implementasi Kebijakan Euro 4 Pada Mesin Diesel" di GIIAS 2021. Foto: Dok. Istimewa
***