Manajemen Kelola Limbah Produksi Ban Mobil, Kunci Bridgestone Tetap 'Hijau'

20 Agustus 2024 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Bridgestone Tire Indonesia. Foto: dok. Bridgestone Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
PT Bridgestone Tire Indonesia. Foto: dok. Bridgestone Indonesia
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu merek karet bundar terkemuka di dalam negeri, PT Bridgestone Tire Indonesia (BTI/Bridgestone Indonesia) tak hanya sekadar memproduksi dan menjual ban kendaraan saja. Pabrikan juga melakukan langkah-langkah hijau guna menjaga industri berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur Bridgestone Indonesia, Mukiat Sutikno menjelaskan pihaknya punya landasan-landasan agar aktivitas bisnis jenama asal Jepang itu bisa tetap berjalan, namun tetap ramah lingkungan.
"Semua kegiatan kami, baik dari sisi produk, produksi, operasional harian, pengelolaan limbah hingga kegiatan CSR dilandasi oleh 'Bridgestone E8 Commitment' yakni 8 pilar komitmen yang semuanya diawali huruf E untuk mewujudkan masa depan berkelanjutan (sustainable)," urai Sutikno kepada kumparan, Senin (19/8).
Contohnya dari sisi produksi, Bridgestone telah memodifikasi salah satu alat produksinya yaitu motor extruder (mesin memampatkan dan mengubah bentuk karet) dari model DC ke AC yang disebutnya mampu mereduksi emisi gas buang hingga 19 persen.
Suasana booth Bridgestone di IIMS 2024, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Untuk operasional harian, kami menerapkan sistem penerangan pabrik dan kawasan sekitarnya menggunakan lampu LED, menggunakan lampu konvensional sebelumnya," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
"Area indoor, perubahan ini berdampak mereduksi emisi CO2 sebesar hampir 60 persen. Sementara untuk area outdoor perubahan tersebut mengeliminir emisi CO2 karena penggunaan solar panel sebagai sumber daya lampu luar tersebut," jelas Sutikno.
Menyoal pengelolaan limbah, dirinya mengaku meski tidak banyak, tetapi perusahaan memastikan segala bentuk sisa produksi yang dilakukan di pabrik tetap dapat didaur ulang kembali menjadi barang yang memiliki nilai tambah.
"Soal pengelolaan limbah, meski tidak banyak, tapi kami memastikan bahwa limbah seperti reject tire, ply sisa produksi, dan sebagainya kami olah kembali menjadi karpet mobil, speed bump, hingga tambang perkapalan," kata Sutikno.
Sejumlah anggota Wuling Electric Vehicle Indonesia (WEVI) menjajal ban baru Bridgestone EP150 dengan ukuran 12 inci, yang dikhususkan untuk mobil listrik mungil seperti Wuling Air EV. Foto: Dok. Istimewa
Tak hanya kegiatan internal, Bridgestone turut melakukan kegiatan hijau lainnya yang bekerja sama dengan instansi pemerintahan maupun masyarakat sekitar. Seperti di Kelurahan Pabuaran, Kabupaten Bogor atau kawasan Muara Gembong, Bekasi.
ADVERTISEMENT
"Selain upaya di sekitar pabrik, kegiatan sustainability juga kami lakukan di masyarakat. Seperti penanaman 26 ribu pohon mangrove seluas satu hektare, serta kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan limbah mangrove menjadi barang-barang bernilai tambah di kawasan Muara Gembong, Bekasi," terang Sutikno.
Tak heran, apa yang sudah dilakukan Bridgestone Indonesia mengantarkannya meraih beberapa penghargaan. Salah satunya adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan atau PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Ketuhanan (KLHK).
"Segala upaya tersebut membuat kami mendapatkan apresiasi dari pemangku kepentingan, termasuk di antaranya penghargaan PROPER Hijau 2023 yang kami terima dari KLHK atau kali kedua sejak pertama kali tahun 2020," pungkas Sutikno.
PT Bridgestone Tire Indonesia meraih Proper Hijau dari KLHK. Foto: dok. Bridgestone Indonesia
Dari 196 perusahaan yang mendapat peringkat Hijau kala itu, Bridgestone Indonesia menjadi satu-satunya perusahaan komponen otomotif, khususnya dari industri karet dan ban. Adapun kriteria pemberian predikat ditentukan berdasarkan dua kategori penilaian: ketaatan dan penilaian lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan.
ADVERTISEMENT
Pada penilaian ketaatan, selama tahun 2022, perusahaan telah berhasil melakukan efisiensi energi sebesar 65,2 ribu GJ, serta berhasil mereduksi emisi gas sebesar 5,3 ribu Ton CO2-eq.
Selain pencapaian tadi, KLHK juga mengapresiasi upaya dalam mengurangi limbah, baik B3 maupun Non-B3 sebesar lebih dari 400 ton, penghematan penggunaan air sebesar lebih dari 100 ribu m3, serta penurunan beban pencemaran senilai lebih dari 3 ribu ton.
***