Masalah Jarang Ganti Oli Motor, Kerugian Capai Jutaan Rupiah

2 Juli 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Oli gardan motor matik Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Oli gardan motor matik Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu hal paling sederhana merawat sepeda motor adalah dengan rutin mengganti pelumas atau oli mesin sesuai dengan periode perawatannya. Jangan sampai Anda bernasib apes seperti pemilik motor yang satu ini.
ADVERTISEMENT
Akun media sosial bernama cantikaputri1204, membagikan kisah saat harus mengetahui bagian mesin motor miliknya rusak akibat jarang mengganti oli mesin. Kepadanya, pihak bengkel menaksir jutaan rupiah untuk penggantian komponen yang terdampak.
"Pelajaran penting, lebih baik telat stop skin care daripada telat ganti oli motor," tulis pemilik akun.
Dalam ruang obrolan yang dibagikannya, ada cukup banyak komponen mesin motor tersebut yang harus diganti. Seperti laher kruk as, klep, paking CVT, laher noken as, bahkan hingga komponen piston yang butuh biaya lebih dari Rp 1,5 juta.
"Ya maaf, gue kira oli enggak penting-penting amat," imbuh si pemilik motor.
Menanggapi itu, 2W and OBM Service Head PT Suzuki Indomobil Motor, Victor Assani mengatakan oli mesin motor punya nilai kegunaan lebih, tak sekadar sebagai pelumas untuk bagian komponen bergerak di dalam mesin.
ADVERTISEMENT
"Ada banyak kegunaan oli, yang paling menonjol memang untuk melumasi dan melindungi atau melapisi bagian mesin yang saling bergesekkan. Tapi, fungsi lainnya juga seperti pendinginan dan sekaligus 'menyapu' kotoran-kotoran yang ada di permukaan mesin," kata Victor kepada kumparan, Selasa (2/7).
Karena fungsinya yang vital tersebut, Victor bilang sudah pasti oli punya peran penting untuk motor. Ia tidak heran, akibat telat apalagi sampai oli mengering membuat sang pemilik motor harus membayar getahnya dengan banyak komponen yang diganti.
Ilustrasi membersihkan CVT motor matic. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
"Kualitas oli karena "kerja-kerja" tersebut, akan berbanding lurus dengan penurunan manfaatnya. Semakin oli tidak berkualitas, maka funngsinya akan tidak maksimal yang otomatis akan dapat merusak komponen-komponen mesin," paparnya.
Ini sekaligus menjawab alasan pelumas seperti oli mesin punya umur pakai yang jadwal penggantiannya telah diatur oleh setiap pabrikan motor. Penggunaan normal, umumnya disarankan mengganti oli setiap 3 bulan atau 3 ribu kilometer.
ADVERTISEMENT
"Sehingga oli juga harus selalu diganti dengan yang baru, ibaratnya yang masih segar. Makanya jangan heran kalau jarang ganti oli akan berakibat kendaraan akan tidak maksimal performanya, bahkan menimbulkan kerusakan-kerusakan pada spare part," tambah Victor.
Lantas, apakah telat oli mesin motor dapat merambat ke bagian komponen lain sehingga menyebabkan kerusakan yang mengharuskan pemilik keluar uang jutaan rupiah? Victor menjelaskan, ada banyak faktor soal itu.
"Saya tidak bisa langsung mengatakan iya atau tidak. Karena ini juga tergantung dari berberapa hal misalnya kualitas dasar olinya, lamanya (kerja) itu berapa lama, bagaimana cara penggunaan maupun kondisi di lingkungan sekitar," imbuhnya.
"Yang jelas selain penurunan performa, mesin juga akan bisa menjadi lebih panas, suara kasar, dan yang paling parah adalah kerusakan pasti akan terjadi, tinggal komponen yang mana akan terdampak paling dominan. Nah, di sini akan timbul berapa harga yang harus dibayar," pungkas Victor.
ADVERTISEMENT
***