Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Melaju Senyap dengan Mitsubishi Outlander PHEV di Jakarta
27 Februari 2018 11:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan itu, kumparanOTO tak mau ketinggalan untuk merasakan sport utility vehicle (SUV) yang menggunakan dua penggerak; mesin pembakaran internal dan motor listrik.
Duduk di kursi pengemudi, kumparanOTO ditemani Head of Techinal Training Section PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Taufik Lahay.
Kemudi khas Mitsubishi dengan lambang pabrikan di tengah setir hadir di sini. Terdapat pula switch control di kemudi untuk memudahkan akses ke berbagai fitur; sebelah kiri untuk utak-atik hiburan dan di kanan bisa dimanfaatkan untuk mengakses fitur cruise control. Adapula tombol untuk fungsi angkat dan tutup telefon, serta paddle shift.
Jangan harap ada suara mesin ketika menekan tombol `Power` di sebelah kiri setelah itu menyusul bunyi dan menyala panel instrumen menyala biru dengan kombinasi putih. Ada dua bulatan besar: kiri menunjukkan gaya berkendara mulai dari eco dengan warna hijau dan power kelir putih. Tak ketinggalan, bila mobil sedang memanen listrik dari sistem regeneratif jarum akan berada di posisi charge.
Tak seperti mobil-mobil mesin pembakaran internal pada umumnya, tak ada informasi untuk tachometer. Hanya ada penunjuk untuk kecepatan. Kemudian ada dua indikator untuk baterai dan volume bahan bakar.
ADVERTISEMENT
Oke, sekarang kita coba jalan. Mitsubishi Outlander PHEV ini menggunakan transmisi otomatis. Tapi ada perbedaan dalam hal pengoperasian tuasnya.
Ya, bila pada mobil-mobil transmisi otomatis pada umumnya hanya tinggal maju dan mundur saja, pola transmisi Mitsubishi Outlander PHEV ini berbeda. Saat ingin memindahkan transmisi ke Drive (D) tuas diarahkan ke kanan lalu ke bawah.
Jantung mekanis
Nah, untuk motor listriknya, dia menggunakan dua unit, di depan dan belakang. Di depan menggunakan seri S61 dengan 80 dk dan torsi 137 Nm. Sementara motor listrik belakang memiliki torsi yang lebih besar yakni 195 Nm.
Sebagai penampung listrik, tiga berlian membenamkan baterai 300 volt lithium-ion dengan kapasitas 12 kWh.
ADVERTISEMENT
3 Modus Berkendara
Mitsubishi Outlander PHEV ini menawarkan tiga modus berkendara; Electric Vehicle Mode, Series Hybrid Mode, dan Paralel Hybrid Mode.
Pertama Electric Vehicle Mode, di modus ini mobil akan menggunakan tenaga dari motor listrik sepenuhnya. Dengan modus ini, Mitsubishi Outlander PHEV bisa melaju senyap dengan kecepatan maksimum 120 km/jam. Demikian dikutip dari situs resmi Mitsubishi.
Kemudian kedua ada Series Hybrid Mode, di sini mesin pembakaran internal akan beroperasi sebagai generator untuk memproduksi listrik dan ditampung pada baterai. Mesin secara otomatis akan menyala ketika membaca indikator baterai rendah untuk mengisi baterai dan menambah tenaga ketika membutuhkan akslerasi di medan yang menanjak.
Nah, pada modus Paralel Hybrid Mode motor listrik dan mesin pembakaran internal akan beroperasi secara bersamaan. Mesin bensin bukan hanya mengisi baterai tapi juga menggerakkan roda depan. Sementara roda belakang digerakkan menggunakan motor listrik.
kumparanOTO pun menggunakan modus berkendara Electric Vehicle Mode untuk melintasi jalanan di area belakang Kantor Kemenperin. Karena murni menggunakan motor listrik, mobil melaju senyap. Begitu kaca dibuka hanya terdengar suara gesekan ban pada permukaan jalan.
ADVERTISEMENT
Menurut Taufik, modus Electric Vehicle Mode hanya berfungsi hingga kecepatan 65 km/jam. Ketika lebih dari itu, sistem akan mengubahnya ke Paralel Hybrid Mode.
"Mitsubishi Outlander PHEV ini mengutamakan modus electric vehicle dan series, agar konsumsi bahan bakarnya bisa irit,” ujar Taufik.
Pengisian Baterai
Bicara soal pengisian baterai Mitsubishi Outlander PHEV bisa dilakukan dengan jaringan listrik di rumah. Dengan tegangan 220 volt minimal 10 Ampere, bisa diisi dari kosong hingga penuh selama 4 jam.
Kedua, kamu bisa mengandalkan modus pengisian baterai cepat. Cara ini bisa digunakan pada charging station 50 kWh, dengan waktu pengisian sebanyak 30 menit. Namun untuk metode ini, kapasitas baterai hanya dapat terisi sebanyak 80 persen saja.
Selain itu, pada saat mobil beroperasi, listrik dihasilkan dari generator yang disimpan pada baterai. Caranya, cukup melepas pedal gas dan baterai pun terisi. Sama seperti pengisian cepat, cara ini hanya bisa mengisi baterai sebesar 80%.
ADVERTISEMENT
“Untuk pengisian full 100%, itu mau tidak mau mengandalkan tegangan rumah,” tutur Taufik.
Efisiensi
Penerapan teknologi PHEV tentu membuat Mitsubishi Outlander ini menawarkan efisiensi. Taufik mengklaim kombinasi motor listrik dan mesin konvesional membuat jarak jelajah Mitsubishi Outlander PHEV ini mencapai 800 km. Sementara bila mengandalkan motor listrik saja, jarak tempuhnya hanya 55 kilometer.