Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Melihat Langsung Uji Ketahanan Bus Buatan Laksana yang Dihantam Besi 1,5 Ton
10 Juli 2023 6:46 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pengujian ini mengacu pada standar United Nations Economics Commission for Europe (UN ECE) atau singkatnya standar undang-undang keselamatan yang ada di Eropa dan paling banyak digunakan di dunia.
“Hampir lima dekade Laksana terus berusaha untuk memberikan fitur termutakhir pada produk kami. Sejak 2018 kami aktif melakukan serangkaian uji untuk bus kami wujud komitmen menghadirkan produk yang aman dan inovatif,” ujar Technical Director Laksana, Stefan Arman di Ungaran, Jawa Tengah belum lama ini.
Uji tabrak depan termasuk dalam klasifikasi standar UN ECE R29, diperuntukkan mengukur kekuatan rangka bagian depan untuk memastikan tersedianya survival space bagi pengemudi ketika mengalami benturan dari depan.
Supaya membuktikan bus buatan Laksana lolos uji, karoseri melakukan modifikasi struktur bagian dalam bus, dengan penambahan baja baru yang dapat meredam gaya benturan lebih maksimal. Sehingga ketika terjadi tabrakan, rangka tidak masuk ke bagian dalam.
ADVERTISEMENT
“Selain menghindari pengemudi terjepit dashboard, manfaat lainnya adalah pintu depan masih bisa dibuka walau bagian depan hancur. Ini memudahkan ketika proses evakuasi berlangsung,” jelas Stefan.
Praktik simulasinya sendiri menggunakan potongan rangka bagian depan bus besar (mock up) yang diikat pada sebuah alat. Lalu terdapat sebuah pendulum besar seberat 1,5 ton yang diletakkan nyaris 90 derajat dan dilepaskan langsung ke bagian depan bus.
Pendulum tersebut diibaratkan sebagai mobil kelas penumpang yang memberikan impak energi sebesar 55 kilojoule atau setara bertabrakan dengan kecepatan 31 km/jam. Uji kemampuan ini diapresiasi Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono.
“Inovasi yang dilakukan ini menjadikan Laksana sebagai role model untuk karoseri lainnya di Indonesia. Mudah-mudahan karoseri lain mengikuti standar keselamatan yang dikembangkan Laksana untuk menciptakan transportasi yang aman dan nyaman untuk masyarakat,” timpal Soerjanto.
ADVERTISEMENT
Pengujian UN ECE R29 ini merupakan kelanjutan dari serangkaian uji coba standar UN ECE lainnya seperti R66 atau uji guling, R107 atau stability test, R93 uji perangkat pelindung depan bus, hingga R80 untuk menguji kekuatan bangku penumpang.
***