Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sejumlah pekerja tengah sibuk merakit komponen inti kendaraan elektrifikasi yang akan digunakan Toyota Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross . Mereka bekerja secara dua shift dan mampu memproduksi 260-270 battery pack dalam satu hari.
ADVERTISEMENT
“Optimasi line-ini sekarang bisa sampai 7.000 battery pack dalam sebulan dan dengan area yang ada bisa optimasi hingga 9.000 battery pack,” kata Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto saat berbincang dengan kumparan di Karawang Plant 2, Jawa Barat, Senin (7/8).
Produksi dua model elektrifikasi di Indonesia merupakan sebuah pencapaian bagi jenama asal Jepang itu. Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam, bilang bahwa aktivitas mereka mengikuti perkembangan industri otomotif dalam negeri.
“Kami sudah membuktikan sejak tahun 71 ketika memulai perakitan dan kemudian berkembang membangun welding, lalu kita bangun stamping, produksi mesin, dan seterusnya casting. Sejarah kami seperti itu, kami berkembang seiring perkembangan market otomotif,” katanya.
Pun ketika memulai produksi model elektrifikasi secara lokal, ini menjadi awal untuk perubahan pasar otomotif untuk mencapai misi netralitas karbon. Toyota melalui pendekatan multi-pathways menyediakan berbagai pilihan kendaraan xEV, yakni hybrid, plug-in hybrid, hingga battery EV.
Di samping itu, mereka pun fokus mengembangkan mesin ICE yang berorientasi pada pengurangan emisi dan efisiensi BBM, termasuk mobil LCGC hingga mesin yang bisa menggunakan bio-ethanol.
ADVERTISEMENT
Khusus hybrid, lanjut Bob, bisa menjadi peluang Indonesia sebagai basis produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik serta ekspor.
Karena itu, Bob menjelaskan bahwa Toyota tengah berproses untuk melakukan pendalaman pada komponen inti kendaraan listrik. “Karena baterai komponennya ini dikuasai oleh segelintir negara. Kalau kita enggak lokalisasi, kita tidak bisa mengamankannya. Tapi untuk lokalisasi juga harus ada economic scale-nya. Misalnya, tiap 100 ribu unit satu komponen, jadi perlu ada suatu volume untuk lokalisasi,” paparnya.
Indonesia di pasar Asia Pasifik, memiliki potensi untuk kendaraan elektrifikasi. Bob memaparkan bahwa penetrasi kendaraan elektrifikasi telah mencapai 14 persen, di mana tahun sebelumnya 8 persen. “Kenaikannya cukup signifikan, di Indonesia masih 6 persen, tahun lalu 2 persen. Kalau dilihat size memang kecil, tapi soal pertumbuhan, kita menjanjikan,” tutur dia.
ADVERTISEMENT
Kehadiran dua model elektrifikasi, yakni Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid berdampak positif terhadap pertumbuhan kendaraan elektrifikasi.
“Beberapa negara ini elektrifikasi didominasi hybrid dan BEV; 60 persen hybrid dan EV 40 persen. Jadi melihat seperti itu, antara hybrid dan BEV ini bahu-membahu pasar elektrifikasi di Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu Toyota Yaris Cross di Karawang telah memiliki TKDN sebesar 80 persen. Di mana, 70 persen kebutuhan komponen dari mobil dengan platform TNGA itu dipasok dari mitra supplier, sementara 30 persen, termasuk platform, panel pintu dan baterai diproduksi mandiri di Karawang Plant 2. Adapun untuk mesin dipasok dari Karawang Plant 3.
Produksi Toyota Yaris Cross di Karawang Plant 2 berdampingan dengan sejumlah model lain, termasuk Veloz, Yaris, serta Calya.
ADVERTISEMENT
Khusus pada komponen battery pack, 70 persen komponennya telah dilokalisasi, sementara 30 persen termasuk sel baterai masih diimpor dan dipasok oleh Panasonic.
Di samping memenuhi pasar domestik, Yaris Cross Hybrid juga bakal diekspor ke sejumlah pasar di Timur Tengah, Filipina, dan Amerika Latin.