Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Memahami Kerja Regenerative Braking Mobil Listrik Hyundai
6 Oktober 2023 7:55 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Salah satu keunggulan mobil listrik adalah kemampuan regenerative braking, yang bisa memanen energi listrik dari proses perlambatan atau deselerasi, yang kemudian disimpan pada baterai.
ADVERTISEMENT
Penjelasan mengenai kerja regenerative braking bukan cuma sampai pada pemanfaatan proses kinetik roda yang bergulir. Singkatnya, ada mekanisme elektromagnetik.
Proses regenerative braking dilakukan dengan mengangkat pedal akselerator atau menginjak rem , kemudian biarkan kendaraan melakukan perlambatan. Mekanisme ini bisa terlihat di energi monitor di mobil.
"Energi kinetik pada mobil bermesin pembakaran yang seyogyanya dihasilkan sistem pengereman berbasis friksi, diubah menjadi panas dan menguap di udara begitu saja, padahal energi ini bisa dipakai keperluan lain," buka Product Expert Hyundai Motors Indonesia (HMID) Bonar Pakpahan di Situbondo belum lama ini.
Regenerative braking juga bisa dikatakan sebagai sistem recovery energy dengan memanfaatkan beberapa komponen vital pada sistem penggerak.
"Pada motor listrik ada dua komponen stator dan rotor shaft yang terhubung reduction gear axle hingga ke roda. Saat pedal diangkat, roda masih berputar, rotornya ini menghasilkan listrik yang disimpan balik ke baterai," lanjutnya.
"Makanya kami bilangnya sebagai generator listrik, di situlah energi kinetik yang hilang bisa di-capture kembali menjadi energi listrik dan disimpan ke baterai," kata Bonar.
ADVERTISEMENT
Mekanisme memanen energi dari regenerative braking ini bekerja ideal saat kondisi stop and go, di mana setelah akselerasi kemudian deselerasi lagi, sehingga ada energi yang tidak terbuang sia-sia. Saat menemui jalan menurun lebih baik lagi.
Tingkatan regenerative braking mobil listrik Hyundai
Perlu diketahui ketika terjadi regenerative braking, feeling-nya sama seperti melakukan engine brake pada mobil bensin maupun diesel. Namun menariknya, semakin kuat perlambatannya, energi yang dipanen semakin banyak.
"Proses itu yang disebut negative torque, inilah yang memberikan efek pengereman yang menjadi asal muasal regenerative braking," ujarnya.
Proses regenerative braking bisa diatur tingkat perlambatannya, supaya rasa berkendara alami khas mobil pada umumnya tetap terjaga. Kasarnya saat melepas pedal biar tidak terlalu menghentak ke depan dan membuat tidak nyaman.
ADVERTISEMENT
Pada Hyundai IONIQ 5 maupun IONIQ 6, ada 4 tingkat regenerative braking. Pertama nol, tidak ada regenerative braking, dengan kata lain mobil akan meluncur bebas tanpa sistem tersebut seperti halnya mobil yang melaju di posisi netral.
Kedua, tingkat satu, porsi pengeremannya sedikit lebih berasa. Kemudian ketiga tingkat dua, yang makin berasa proses perlambatannya, lalu keempat tingkat tiga yang memberikan kinerja deselerasi makin berat.
Tingkatan tersebut bisa diatur melalui paddle shift di belakang lingkar kemudi. "Jadi di mobil biasa untuk ganti gigi, di mobil listrik untuk mengubah regenerative braking," tuturnya.
Lewat cara itu pengemudi juga bisa mengaktifkan teknologi i-Pedal. Saat aktif, tingkatan regenerative braking serupa tingkat tiga. Namun pada mode ini, perlambatan dilakukan sampai berhenti dalam waktu singkat.
Karena sesuai namanya, teknologi i-Pedal memungkinkan operasi pergerakan mobil listrik menggunakan satu pedal akselerator. Ibaratnya seperti mengendarai mobil mainan boom-boom car, saat pedal diinjak akan bergerak, ketika dilepas berangsur-angsur akan berhenti.
ADVERTISEMENT
Tapi bedanya pada mobil listrik terjadi proses regenerative braking. Oh iya satu hal yang perlu diketahui, ketika terjadi perlambatan ini lampu rem tetap nyala, jadi nggak bikin pengendara di belakang kaget tiba-tiba mobil jadi pelan.