Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jantung mekanisnya dibenamkan mesin 249 cc, silinder tunggal, berpendingin cairan yang mampu menghembuskan tenaga maksimal 26 daya kuda (dk) pada 7.500 rpm dan torsi puncak 22 Nm pada 7.500 rpm.
Jika melihat bekal mesin yang diusungnya, sepertinya Aprilia akan bersinggungan langsung Kawasaki Ninja 250 SL atau produk asal Austria, KTM 250 RC yang sama-sama mengadopsi mesin satu silinder.
PT Piaggio Indonesia (PID) sebagai agen pemegang merek Aprilia di Indonesia sebenarnya berencana memboyong GP250 buat meramaikan segmen motor 250 cc. Hanya saja masih mempelajari minat pasarnya, ya mengingat eksistensi motor 250 cc satu silinder kalah pamor dengan mesin dua silinder.
“Secara prinsip, apa pun yang dibuat oleh Piaggio Group bisa kita bawa ke Indonesia. Tapi kembali lagi di Indonesia tidak mau gegabah semua produk kita bawa. Perlu study lebih dalam lagi apakah produk ini pilihan yang tepat, diharapkan, dan ditunggu-tunggu oleh konsumen di Indonesia. Semua kemungkinan itu ada,” kata Robby Gozal, PR & Communication Manager PID kepada kumparan di sela-sela touring PID di Lombok, Nusa Tenggara Barat belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Pasar 250 cc, lanjut Robby sebenarnya masih punya taji untuk bersaing. Hanya saja Aprilia yang di bawah payung Piaggio Indonesia masih fokus untuk kubikasi mesin besar. Ya, ini masih sesuai dengan misi Aprilia Indonesia yang ingin tetap mempertahankan eksistensi sebagai pabrikan moge berperforma tinggi.
Sejak merapat ke Piaggio Indonesia pada 2015 lalu, keseluruhan line-up yang dijual di Indonesia merupakan motor kubikasi mesin besar rakitan pabrik Aprilia di Noale, Italia. Sebelumya motor sport full fairing RSV4, kemudian dilanjutkan dengan moge naked, Aprilia Shiver 900.
“Sampai sekarang kita masih mempelajari minatnya (GP250) jadi produk yang cocok atau enggak jika di jual di Indonesia. Kalau dibilang menutup kemungkinan, tidak. Peluang pasar, untuk saat ini kita sedang fokus untuk cc besar dulu,” lanjut Robby.
Selain sektor jantung mekanis, sebenarnya Aprilia GP250 sudah unggul dari sektor fitur dan bobot. Ya, dibangun dari rangka kombinasi alumunium yang mencatatkan 150 kg untuk total bobotnya, paling ringan di kelasnya.
Sementara itu untuk sisi keselamatan sudah mengadopsi sistem pengereman ABS Dual Channel, depan dan belakang. Garpu depannya menggunakan upside down dengan diameter yang cukup besar sepertinya andal meredam getaran. Yang jadi nilai jual adalah bahasa desainnya yang serba tajam persis RSV4. Lalu, apakah Aprilia GP250 bakal diboyong ke Tanah Air tahun depan? Kita tunggu saja nanti.
ADVERTISEMENT