Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mencoba Mode Berkendara Yamaha NMax 'Turbo', Optimal Saat Jalan Menurun
28 Oktober 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ini karena dua riding mode yang hadir pada skutik ini memiliki tiga tingkatan. Oh iya riding mode yang dimaksud T dan S, yang bisa dipilih lewat tuas di cluster button sebelah kiri bagian depan.
T merujuk pada town commuting di perkotaan untuk akselerasi halus, sementara S lebih kepada mode sport yang menjanjikan laju lebih responsif karena putaran mesin yang lebih tinggi.
Nah kedua pilihan mode tadi punya tiga level yang bisa diatur lewat tombol Y-shift di bawah klakson, ada: Low, Medium, dan High. Singkatnya begini, bila saat membejek gas dan menekan Y shift akan masuk ke mode Low yang akan menaikkan rpm, otomatis respons akselerasi lebih cepat.
Saat dipencet lagi, akan masuk Medium. Putaran mesin lebih tinggi lagi sehingga makin responsif. Bila ditekan lagi masuk mode High, rpm makin tinggi jadinya untuk mencapai tenaga puncak juga lebih cepat, makanya akselerasi makin gesit.
ADVERTISEMENT
Inilah yang dinamakan Yamaha sebagai varian turbo, lantaran memberikan efek tambahan akselerasi seperti layaknya induksi paksa turbo di mesin kendaraan.
Berguna saat deselerasi, engine brake lebih terasa efeknya
Itu tadi saat akselerasi. Tingkatan putaran mesin tersebut juga berguna saat deselerasi. kumparan mencobanya saat melakoni touring mengarungi jalur Ciwidey-Pangalengan yang terdapat jalan favorit pada bikers.
Pada jalur menurun, Y-shift membantu deselerasi lebih maksimal. Tekan satu kali untuk menambah 1.000 rpm, sehingga engine brake akan terasa. Misalnya saat turun bukit dan menutup gas di posisi 4.000 rpm, saat ditekan sekali rpm akan naik ke 5.000 rpm.
Begitu seterusnya saat ditekan lagi akan naik ke 6.000 rpm dan saat dipencet ketiga kalinya secara berturut-turut akan sampai di putaran mesin 7.000 rpm. Efek menahan laju lewat engine brake lebih dominan.
ADVERTISEMENT
Feeling-nya mirip sepeda motor bertransmisi manual ketika downshift di kecepatan tinggi. Tidak ada jeda atau lag saat memilih tingkatan putaran mesin. Ini tentunya membantu pengendara saat mengurangi kecepatan di turunan dan langsung dihadapkan pada tikungan.
Hanya saja bedanya tidak ada spinning di roda penggerak ketika deselerasi dan putaran mesin dipaksa ditingkatkan. Sebab cara kerjanya beda dari transmisi CVT konvensional.
Pabrikan menyebutnya sabagai YECVT atau Yamaha Electric Continuously Variable Transmission. Prinsipnya mengganti roller dengan modul motor penggerak yang tersambung dengan primary pulley di girboks CVT.
Belt CVT yang digunakan juga lebih tebal ketimbang sabuk dari CVT Yamaha NMax lawas. Sehingga durabilitas dan umur pakainya diklaim awet meskipun Y-shift terus dioptimalkan baik untuk akselerasi maupun deselerasi.
ADVERTISEMENT