Mengenal 3 Jenis Mobil Hybrid dan Cara Kerjanya

29 Agustus 2022 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil-mobil hybrid Toyota Foto: dok. TAM
zoom-in-whitePerbesar
Mobil-mobil hybrid Toyota Foto: dok. TAM
ADVERTISEMENT
Mobil hybrid ternyata banyak jenisnya. Antar satu model dengan yang lain belum tentu sama. Misalnya Toyota Corolla Cross Hybrid dengan Nissan Kicks e-Power, sistem hibridanya berbeda. Secara sederhana, hybrid berarti kombinasi dari dua atau lebih jenis lainnya.
ADVERTISEMENT
“Mobil hybrid sistemnya menggunakan dua motor penggerak, yang mana satu merupakan motor bakar atau mesin, kemudian yang satunya adalah motor listrik,” ujar Dealer Technical Support Department Head PT Toyota Astra Motor (TAM), Didi Ahadi kepada kumparan (29/8).
Mengutip motorlease.com, setidaknya ada tiga jenis utama sistem hybrid yang umum digunakan oleh pabrikan mobil dunia yakni full hybrid, mild hybrid, dan plug-in hybrid.

Full hybrid

Corolla Cross Hybrid di GIIAS 2022 Foto: Gesit Prayogi/kumparan
Sistem full hybrid masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis yakni paralel hybrid dan serial hybrid, serta paralel-serial hybrid. Pada sistem paralel, sumber tenaga pada mobil didapatkan dari tiga kombinasi berbeda yakni dari mesin bensin itu sendiri, dari motor listrik, atau dari keduanya.
Contohnya umum ditemui pada mobil-mobil hybrid Toyota seperti Corolla Cross yang dijelaskan di awal, Camry Hybrid, Corolla Altis Hybrid, juga C-HR Hybrid.
ADVERTISEMENT
Kedua sumber tenaga tersebut secara aktif bekerja secara terus menerus dan tidak dapat bekerja secara terpisah atau sendiri-sendiri. Pada kecepatan rendah, mesin bensin dapat sekaligus mengisi daya baterai sembari menggerakkan roda kendaraan.
Layout mesin Nissan Kicks e-Power. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Selain dari mesin bensin, jenis yang satu ini juga mendapatkan daya listrik ke baterai melalui sistem regenerative braking. Sederhananya mengubah energi kinetik menjadi panas yang diubah menjadi daya listrik yang disimpan ke baterai.
Kemudian ada yang dinamakan sistem seri, Didi menyebut sistemnya mirip dengan paralel, hanya saja mesin bensin bertugas mengisi daya baterai untuk motor listrik agar dapat menggerakkan roda kendaraan,
Singkatnya sebagai generator untuk motor listriknya, artinya mesin tidak terhubung langsung ke sistem penggerak, sehingga benefit yang didapatkan adalah akselerasi halus serupa mobil listrik murni. Sistem ini mirip dengan Rocky e:Smart atau sistem e-Power milik Nissan.
ADVERTISEMENT

Mild hybrid

Prototipe Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) di IIMS Hybrid 2022. Foto: Sena Pratama/kumparan
Selanjutnya ada mild hybrid, sistem ini mulai sering terdengar di tanah air, apalagi kalau bukan karena Suzuki punya produk dengan teknologi ini. Secara konfigurasi, mirip dengan sistem hybrid umumnya karena menggunakan baterai tambahan.
Bedanya secara kapasitas, ia lebih kecil. Sebab kinerjanya berbeda. Sistemnya berfungsi untuk meringankan kerja mesin pada angkatan awal, sebab beban kerjanya lebih berat pada momen ini. Sebutan yang tepat untuk sistem ini adalah motor assist.
Kendati begitu, model ini tidak menggunakan motor listrik terpisah. Melainkan memanfaatkan optimalisasi komponen starter generator berupa starter motor dan alternator yang terhubung ke mesin utama.
Kemudian disandingkan dengan baterai tambahan yang umumnya berkapasitas 48 volt yang cara pengisiannya bersumber dari mesin bensin atau memanfaatkan regenerative braking. Model yang mengusung ini adalah Suzuki Ertiga Hybrid.
ADVERTISEMENT
Sederhananya, sistem mild hybrid membantu meringankan kinerja mesin bensinnya, dengan cara memberikan suntikan tenaga pada saat awal akselerasi dari diam. Tujuannya tentu saja untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar minyak, ketimbang tidak disuntik sistem ini.

Plug in hybrid

Outlander PHEV Foto: dok. Istimewa
Terakhir ada sistem plug in hybrid, mekanismenya sangat mirip dengan jenis full hybrid, tetapi menawarkan daya jelajah penggunaan motor listrik yang lebih jauh berkat kapasitas baterai yang jauh lebih besar.
Sesuai namanya, plug in yang artinya pemilik dapat mengisi daya ulang listrik dengan cara mengecas selayaknya mobil listrik murni di rumah atau SPKLU, selain daripada mesin bensin atau regenerative brake sebagai sumber daya listrik ke baterai.
Dengan kapasitas baterai yang lebih besar, maka memungkinkan penggunaan motor listrik yang lebih lama. Membuat mesin bensin jadi jarang bekerja atau bahkan menyala.
ADVERTISEMENT
Tentunya jadi lebih hemat bensin dan lebih sedikit polusi. Toyota Prius PHEV dan Mitsubishi Outlander PHEV hanya sedikit contoh mobil dengan sistem plug in hybrid. Dengan sistem ini juga bisa mengurangi ketergantungan akan penggunaan BBM.
***