Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mengenal Teknologi Pretensioner dan Load Limiter pada Seatbelt
2 Mei 2023 11:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Teknologi seatbelt terus berkembang, beberapa di antaranya adalah force limiter atau pretensioner. Umumnya, ini ditemukan pada mobil terbaru. Lalu, apa yang dimaksud dengan force limiter ataupun pretensioner?
ADVERTISEMENT
Mengutip Mazda, pretensioner berfungsi untuk menahan belt pada tubuh ketika terjadi tabrakan. Ini dilakukan agar tidak terlempar ke depan ketika terjadinya tabrakan.
“Saat terjadi tabrakan, tubuh akan terdampak oleh energi kinetik yang dihasilkan. Hasilnya, tubuh akan bergerak dan ini perlu dikurangi sesegera mungkin. Di sini lah fungsi pretensioner untuk menahan tubuh,” kata Perwakilan Autoliv Inc., Tetsuya Matsushita belum lama ini di Jagakarsa.
Pretensioner bekerja menggunakan sensor yang sama dengan airbag. Ketika sensor membaca adanya benturan, dalam sepersekian detik, sistem langsung bekerja menarik sabuk dan menjaga pengemudi tetap pada kursinya.
Setelah sabuk mengikat kencang, force limiter langsung aktif mengendurkan sabuk secara perlahan. Nah, ini punya fungsi untuk melindungi penumpang agar tidak terlalu sesak.
ADVERTISEMENT
“Force limiter fungsinya untuk menghindari tekanan berlebih, utamanya pada bagian dada ketika pretensioner bekerja. Komponen ini akan merenggangkan ikatan belt pada titik tertentu agar dada pengendara tidak sampai cedera,” urainya.
Mengutip Astra Toyota, bila terjadi kecelakaan frontal, pretensioner akan menarik seatbelt sekitar 15 cm, sebelum airbag mengembang. Setelahnya, force limiter akan memajukan seatbelt 20 cm, diikuti dengan mengembangnya airbag.
Perlu diingat, keduanya bukan merupakan satu-kesatuan. Ada mobil yang hanya tersemat force limiter saja atau cuma pretensioner-nya, bahkan bisa juga dua-duanya ada.
“Pretensioner harus diatur ulang bila sudah bekerja ketika terjadi kecelakaan, agar fungsinya bisa dimanfaatkan kembali. Biasanya, itu kan bekerja menggunakan gas. Atau, ada juga yang menggunakan sistem mekanikal,” tutupnya.
ADVERTISEMENT