Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Understeer, Masalah yang Menghantui Mobil FWD
29 Desember 2022 18:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebab tak banyak komponen penggerak yang menjadi hambatan distribusi tenaga. Oleh sebab itu, mobil FWD juga lebih irit bahan bakar.
Namun, roda empat dengan sistem penggerak ini punya kerentanan terhadap fenomena understeer. Bila mengalaminya, risiko kecelakaan kendaraan cukup besar.
Instruktur Keselamatan Berkendara dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, fenomena ini merupakan kehilangan traksi ban yang sering dialami oleh mobil FWD.
“Sistem penggerak roda dan setir di roda depan kayak kehilangan kendali karena traksi bannya hilang. Biasanya, ini terjadi ketika permukaan jalan basah karena hujan dan mobil sedang kecepatan tinggi,” ungkapnya kepada kumparan belum lama ini.
“Mobil jadi seakan terlambat untuk masuk ke dalam tikungan. Ini bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan karena mobil jadi ngegelosor terus,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Gejala ini mudah memahaminya adalah kondisi saat roda depan tidak dapat dikendalikan sesuai putaran setir, sehingga mobil hanya bergerak lurus padahal setir sudah dibelokkan.
Ini umum terjadi saat laju mobil dalam kecepatan tinggi dan hendak menikung. Ketika traksi ban ke permukaan jalan ban tidak cukup baik, mobil akan meluncur ke arah laju kendaraan, bukannya menikung.
Selain itu, menerapkan pengereman keras dan membuat roda depan terkunci juga mengakibatkan understeer. Apabila mobil mulai merasakan gejala tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Pengemudi yang mengalami ini jangan sampai panik. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengurangi kecepatan secara perlahan dan bertahap.
“Jangan sampai banting setir karena berbahaya. Itu kan karena ban enggak dapat traksi yang cukup bisa karena aquaplaning dan lain sebagainya. Makanya perlu dikurangi kecepatannya,” katanya.
Setelah kecepatan berkurang, cobalah memutar kemudi secara halus dan bertahap. Bila masih sulit, pengemudi bisa mengarahkan kendaraan ke tempat yang aman untuk berhenti.
ADVERTISEMENT
“Cari area tanah yang ada kerikil atau pasirnya. Biasanya, di pinggir jalan ada area yang seperti itu. Lalu cobalah berhenti di situ,” pungkasnya.