Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Mengenang Kejayaan Bus Kayu di Pulau Bangka
27 Maret 2017 15:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT

Masyarakat di Pulau Bangka punya kenangan tersendiri terhadap moda transportasi bus. Ingatan itu merujuk pada bus kayu yang dahulu jadi andalan mereka dalam berbagai aktivitas.
ADVERTISEMENT
"Waktu sekolah SMA tahun 1990-an akhir kalau hari Senin, saya selalu naik bus kayu itu. berangkat habis subuh jam setengah lima pagi dari rumah saya di Koba ke Pangkalpinang. Naiknya di atap karena sering gak kebagian kursi di dalam," kenang Afrizal.
Bus kayu sebenarnya dibangun menggunakan sasis truk. Bentuknya sangat khas. Bagian depan hingga kaca menyerupai truk sementara dari belakang dibangun dengan rangka besi dan material kayu sebagai panel bodi.
Perusahaan Otobus (PO) Sabang Jaya menjadi salah satu operator bus kayu di Pangkalpinang. Hasan Rusli yang kini berusia 77 masih ingat betul ketika keluarganya masuk ke bisnis transportasi pada tahun 1951.

"Tahun 1951 mulai pertama beroperasi, tahun 1953 buka trayek Pangkalpinang pakai mobil Chevrolet," kata Hasan melalui keterangan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com), yang ditulis Senin (27/3).
ADVERTISEMENT
PO Sabang Jaya sendiri mengandalkan truk keluaran Chevrolet yang diproduksi tahun 1948 - 1953 sebagai basis bus kayu mereka. Bus kayu mengemas mesin bertenaga besar. Sehingga, klaim Hasan, mampu mengangkut penumpang dan barang yang ditaruh di atap bus.
Menurut buku Tad Burness berjudul `American Truck Spotter's Guide`, Chevrolet memiliki truk dengan mesin dengan tenaga yang berbeda-beda; 90-93 daya kuda (dk) pada 1948, 92, 102, 106 dk pada 1950, juga 92, 107, 108 dk pada 1953.
Bus berbadan kayu PO Sabang Jaya jadi andalan untuk membelah Pulau Bangka dari selatan ke utara dengan jarak 100 km lebih. Seiring waktu, operasional yang awalnya mengandalkan 1 unit yang berkapasitas 38 penumpang bertambah menjadi 11 unit. Tak cuma Chevrolet, perusahaan juga mengandalkan satu uni bus Dodge.

Bentuk dan warna busnya yang khas mudah dikenali dari jauh. Bus ini bisa menampung 38 penumpang. Di tahun 1970-an, Hasan Rusli mengganti armada bus warisan ayahnya. Kala itu dia masih mengandalkan bus buatan Dodge dan Chevrolet.
ADVERTISEMENT
Selain PO. Sabang Jaya, ada juga POWNIS (Persatuan Oto-oto Warga Negara Indonesia Sungailiat), dan GOBU (Gabungan Oto Belinyu). Masyarakat Pakalpinang POWNIS atau GOBU sebagai bus kayu, sedangkan PO. Sabang lebih dikenal dengan Lie Sung Fuk, bus Sung Fuk, atau bus Simpuk.
Seiring perkembangan industri otomotif dan makin banyaknya kendaraan pribadi di Pulau Bangka, bus-bus kayu meredup hingga setop operasi. Saat ini, bus PO. Sabang Jaya miliknya terparkir di garasi. 1 dari 11 unit yang masih tersisa sudah dibeli seorang kolektor mobil kuno dari Bangka.

Sementara itu, PT Timah (Persero) menyadari bahwa keberadaan bus kayu tak bisa lepas dari sejarah Pulau Bangka. Mereka pun merestorasi dua unit bus POWNIS yang digunakan untuk tur keliling Kota Pangkapinang. Bus ini beroperasi tiap Sabtu-Minggu di Museum Timah Indonesia.
ADVERTISEMENT