Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Menggantungkan Mimpi di Motor Listrik Nasional
3 April 2017 15:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Melepas belenggu asing dalam industri otomotif sejauh ini memang belum benar-benar terwujud. Mimpi untuk punya merek sendiri dan punya tempat di dalam negeri selalu kandas atau bahkan digembosi dengan berbagai cara.
ADVERTISEMENT
Grangsang Sotyaramadhani, Chief Engineer Gesits, coba melawan arus. Dia ogah mengikut jejak kawan-kawannya yang memilih mengabdi pada perusahaan asing. Dia menggantungkan mimpi pada Gesits, motor listrik yang ia lahirkan bersama timnya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Tekad itu benar-benar bulat. Seluruh tenaga dan semangat ia habiskan untuk Gesits. Tak peduli seberapa berat proses mewudukan mimpi, ia lakoni.
Semangat itu tak datang dalam waktu semalam. Proses pembelajaran semasa mahasiswa strata satu (S1) tahun 2011 silam berperan besar.
"Awalnya saya bermain-main dengan kegiatan lomba di level mahasiswa dengan skala nasional sampai skala internasional hingga terlibat dengan kegiatan riset kendaraan listrik nasional," kata Grangsang membuka cerita saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com) Senin (3/4).
ADVERTISEMENT
Baca juga: Membedah Tiga Kelebihan Motor Listrik
Dari banyak kegiatan riset yang dia selami, pikirannya kemudian terbuka soal potensi mahasiswa Indonesia. Orang-orang asing yang selama ini dianggap superior buktinya bisa mereka lampaui dalam hal ilmu pengetahuan.
Memori pemuda kelahiran 19 Maret 1991 lantas terlempar ketika nama ITS Surabaya dan Indonesia bisa sejajar dengan universitas top dunia, seperti Cambride University, Massachusetts Institute of Technology (MIT) di ajang World Solar Challenge, Australia.
Fokus mengembangkan dan memoles Gesits jadi sesuatu tentu saja mengorbankan masa depan Grengsang. Sudah tak terhitung jumlah tawaran yang masuk dengan berbagai penawaran yang menggiurkan. Namun dia tak memilih mundur.
ADVERTISEMENT
"Tawaran dan peluang untuk bekerja di perusahaan lain baik otomotif ataupun non-otomotif selalu datang dan pergi," begitu kata Grangsang.
Namun, kegigihan untuk menunjukkan bangsa Indonesia bisa menguasai teknologi motor listrik, punya merek, dan industri sendiri jauh lebih bergengsi. "Tantangan ini belum selesai dan kami ingin memastikan bahwa Gesits memang bisa diproduksi secara massal," imbuh dia.
****
ITS Surabaya sendiri bukan kampus kemarin sore yang gembar-gembor soal kendaraan listrik. Mereka tergabung dalam empat universitas dalam negeri yang difokuskan pemerintah dalam mengembangkan teknologi kendaraan listrik.
Selain motor listrik Gesits, ITS Surabaya juga pernah menghasilkan purwarupa mobil listrik EZZY ITS II, supercar Lowo Ireng, dan masih banyak lagi. Bahkan mahasiswa ITS Surabaya berhasil menelurkan engine diagnostic sepeda motor yang dijual berlabel Daytona.
Singkat cerita, pengembangan Gesits dimulai dua tahun lalu. Membawa hasil pengembangan dari kampus ke industri tak semudah membalikkan telapak tangan. Grengsang dan tim meyakini bahwa mereka mampu memproduksi 10 ribu unit per tahun.
ADVERTISEMENT
"Produksi secara massal Gesits dapat memberikan manfaat yang besar bagi bangsa Indonesia. Selain itu kami juga memiliki harapan agar semangat ini bisa mempengaruhi bangsa Indonesia di bidang apapun," ucapnya.
PT Gesits Indonesia resmi berdiri. Perusahaan pun tak hanya mengandalkan kemampuan teman-teman dari ITS Surabaya, Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) turut dilibatkan. Masing-masing, dua universitas itu akan menangani recyle baterai dan smartphone untuk instrumen panel Gesits. Selain itu Universitas Negeri Surakarta (UNS) juga mendapat peran untuk menyiapkan baterai.
Berkolaborasi jadi salah satu jalan melawan dominasi asing di pasar sepeda motor Indonesia. Pada Desember 2016, mereka sudah melakukan pembicaraan dan peluang kerjasama dengan 59 pemasok. Produksi yang sedianya dilakukan Januari 2018 pun dimajukan menjadi November-Desember tahun ini. Secara total, angka pemasanan motor listrik Gesits sudah dipesan sebanyak 25.000 unit.
ADVERTISEMENT
"Kalau chain kita semakin kuat, maka akan sulit dikalahkan dan secara bisnis positif. Motor listrik Gesits akan membuka kesadaran masyarakat bahwa Indonesia bisa menguasai teknologi dan membuat produk sendiri. Kita bangun kesadaran itu," ucap Muhammad Nur Yuniarto kepala pengembangan motor listrik Gesits.