Menguak Rahasia Ketok Magic, Benarkah Pakai Ilmu Gaib?

Menguak Rahasia Ketok Magic, Benarkah Pakai Ilmu Gaib?

12 Maret 2020 7:39 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengetokan dilakukan berpasangan. Satu orang disebut tukang ketok dan seorang lagi disebut kenek. Foto: Bagas Putra Riyadhana
zoom-in-whitePerbesar
Pengetokan dilakukan berpasangan. Satu orang disebut tukang ketok dan seorang lagi disebut kenek. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Suara ketokan metal terdengar nyaring saat kumparan menyambangi salah satu bengkel ketok magic di kawasan Jakarta Selatan. Tampak dua pemuda bersimpu di depan sebuah mobil: Tangan salah satunya terampil mengetok bagian bumper yang penyok dengan palu dan tatakan lempengan besi, sementara seorang lagi tampak menekan bagian dalam bumper dengan tongkat besi.
"Sini masuk, Mas. Ada perlu apa?" Sambut seorang tua kisaran umur 60 tahun yang duduk pada amben di pojokan bengkel. Pria dengan suara berat berlogat khas Jawa Timur itu bernama Supri alias Toying, pemilik bengkel ketok magic tersebut.
Ketok magic, salah satu teknik reparasi bodi mobil yang melegenda di Indonesia, sempat moncer sebelum era 2000-an. Di bengkel yang identik dengan pagar tinggi tertutup rapat seng itu, penyok di bodi mobil bisa kembali halus dalam hitungan jam dengan hasil yang tidak mengecewakan.
Supri alias Toying, pemilik Bengkel Central Ketok Magic Pak Haji Supri di Kalibata, Jakarta Selatan. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Pamor ketok magic melejit hingga jadi pilihan alternatif reparasi bodi mobil berbanderol miring. Dengan perbaikan singkat dan hasil apik, sebagian kalangan yang tak percaya pun bertanya-tanya: “Jangan-jangan ketok magic pakai magi atau kekuatan gaib?”
Sambil menyeruput kopi hitam berasapnya, Toying--sudah sekitar 34 tahun menggeluti ketok magic sejak tahun 1986--membagi sekelumit informasi mengenai ketok magic kepada kumparan. Simak selengkapnya.
Banyak masyarakat yang masih awam soal ketok magic. Bisa jelaskan asal-usulnya?
Ketok magic itu bibit kawitnya--pencetusnya--Mbah Turut dari Blitar. Beliau pendiri pertama ketok magic sekitar tahun 1970-an di Desa Bleduk, Kecamatan Sanga Ngulon, Kabupaten Blitar. Setelah beliau meninggal tahun 1982, ketok magic mulai menyebar ke daerah lain, seperti Yogyakarta, Bandung, dan Semarang. Masuk ke Jakarta sekitar tahun 1984, sekarang di Medan dan Papua juga sudah ada.
Apa nama ketok magic memang sudah tercetus sejak awal?
Ketok Magic itu nama aslinya Kenteng Teter. Kenteng itu artinya seperti 'ketok', teter itu salah satu peralatan ketok magic berbentuk lempengan besi tipis yang diketok palu saat membetulkan penyok di bodi mobil. Terus perkembangan ke sini dulu ada teman di Solo punya bengkel, lalu saat mengerjakan penyok hanya diketok sebentar bisa bagus lagi, terus ada yang bilang seperti sulap atau magic. Nah, dari situ mulai sering disebut ketok magic, begitu musababnya.
Bengkel Ketok Magic 99 Blitar di kawasan Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, yang dimiliki Anto (40). Foto: Bagas Putra Riyadhana
Ketok magic selalu identik dengan bengkel yang tertutup dan banyak orang yang mengganggap pakai ilmu gaib, sebenarnya bagaimana?
Tidak ada sama sekali pakai kekuatan gaib, ya murni keterampilan tangan saja, tidak ada unsur sihir atau magic. Jadi ini soal kerapihan dan kehalusan hasil ketokannya. ya tergantung keterampilannya.
Kenapa bengkel ketok magic harus tertutup dan dipagari seng tinggi?
Iya memang kebanyakan begitu ya. Alasannya kita menyebutnya karena rahasia perusahaan aja, biar orang penasaran. Di satu sisi memang bagian untuk menjaga kekhasan ketok magic dari Blitar ya, itu memang dari Mbah Turut, bengkelnya sudah tertutup.
Tapi seiring perkembangan zaman, akhirnya saya berani dengan bengkel terbuka seperti ini untuk menghilangkan mitos, dulu katanya kalo mobil keluar dari ketok magic akan nabrak lagi, seakan-akan ada unsur gaibnya, padahal cuma keahlian yang dilatih terus, makanya bengkel saya terbuka saja, tidak pakai tutup-tutupan.
Pengerjaan ketok halus pada bodi mobil Suzuki Ignis. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Tukang ketok magic ini punya keahlian khusus yang harus dikuasai?
Tidak ada, cuma sistemnya seperti itu ada kenek, ada tukang. Ibaratnya kalau pemula biasanya hanya bantu bongkar pasang bodi dan menyiapkan alat. Setelah lima tahun baru jadi kenek, membantu yang sudah jadi tukang ketok, baru bisa jadi tukang ketok biasanya sepuluh tahun karena butuh jam terbang dan tidak asal ngetok,
Ngetok itu butuh keuletan yang kuat saat sesuai dengan lekuk bodi mobil, sehingga bisa halus lagi. Kenek juga ada junior dan senior, yang senior biasanya alat yang dibutuhkan apa saja sudah paham sesuai dengan tingkat kepenyokan bodi mobil.
Kalau cara pengerjaaannya bagaimana?
Ya itu tadi, ketok magic itu sekali kerja dua orang, kenek dan tukang ketok, tidak bisa sendiri, karena yang satu ngetok, satu lagi menekan bodi mobil yang penyok dari dalam pakai besi khusus.
Peralatan yang biasanya digunakan di ketok magic apa saja?
Kita bikin sendiri, peralatannya sederhana saja, seperti lempengan besi yang bernama teter tadi, lalu besi panjang melengkung dan besi pipih untuk menekan bagian dalam bodi. Selain itu, yang beli cuma palu saja.
Peralatan yang digunakan oleh seorang ahli ketok magic. Dibuat sendiri dan berbahan besi, hanya palu yang harus beli. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Apa saja kerusakan yang bisa diperbaiki ketok magic?
Semua kerusakan penyok, parah ringan tidak ada masalah. Tapi kalau bodi sudah ringsek, bentuknya sudah tidak kelihatan lagi, itu yang biasanya memang langsung diganti.
Anto, pemilik bengkel ketok magic di kawasan Halim Perdanakusuma yang kumparan sambangi, juga mengatakan hal yang sama. Hanya saja ada tingkatan penyok yang perlu bantuan teknik lain. Berikut penjelasannya:
Untuk penyok berat itu biasanya disertai lecet. Itu tetap bisa rata dan jadi mulus lagi, tapi untuk lecetnya tetap harus dicat. Karena kondisi lecet menyebabkan cat bodi yang terkelupas, tapi platnya pasti masih kuat.
Pengerjaan perbaikan penyok butuh waktu berapa lama?
Tergantung seberapa parah dan lebar kerusakan penyoknya. Misalnya penyok halus 15 centimeter biasanya bisa 30 menit sampai 1 jam selesai. Masih bisa ditunggu lah.
Kalau yang berat itu tabrakan beruntun karena hampir konstruksi bodi, misalnya bagian depan, terdampak. Jadi panel-panel di sekitar dan bagian dalamnya, terus dudukan lampu juga pasti rusak. Jadi semua bersangkutan. Itu bisa sampai 10-15 hari.
Biasanya kalau teman-teman sesama ketok magic kewalahan bisa saling bantu dibawa ke sini, misalnya. Jadi nanti juga sistemnya bagi hasil. Biasanya bengkel-bengkel yang tidak bisa ketok halus juga dikirim ke sini, nanti setelah diketok di sini, baru pengecatan di sana.
Contoh beberapa panel penyok halus di bumper depan Suzuki Ignis. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Jenis mobil yang bisa diperbaiki ketok magic biasanya apa?
Apa saja siap, pokoknya mobil penyok bisa. Mau mobil mewah sampai yang jadul sikat saja asal penyoknya masih bisa dikerjakan.
Kebanyakan memang mobil Jepang, mobil Eropa ya kadang ada. Cuma mungkin yang Eropa itu rata-rata larinya ke bengkel resmi. Padahal bengkel resmi yang tidak sanggup ketok kadang juga minta bantuan ke sini.
Kalau untuk pengerjaan penyok memang dibutuhkan pengalaman. Perbaikan di bengkel resmi belum tentu kondisi mobil jadinya bagus, rapi, belum tentu. Jadi lihat kondisinya juga. kalau di bengkel resmi biasanya kan langsung ganti-ganti. Hasilnya ya pasti bagus.
Sistem tarifnya bagaimana untuk pengerjaan ketok? Sesuai kesepakatan dengan pemilik mobil?
Tidak ada tarif khusus, relatif saja. Bisa nego tergantung kerusakannya seperti apa. Sistem hitung biasanya per panel atau titik penyok. Terendah biasanya kisaran 200-400 ribu.
Kalau kesepakatan tarif tidak bisa lewat telepon. Harus ke sini dan lihat kondisi, abis itu kesepakatan. Memang kadang-kadang ada yang nego, ada juga yang langsung setuju.
Penyok halus di atap Suzuki APV. Pengerjaan ketok kira-kira membutuhkan waktu setengah hari dengan biaya sekitar Rp 700 ribu. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Sekarang sudah banyak bengkel resmi dan suku cadang bodi juga lebih mudah didapat, pemilik mobil juga biasanya kalau ada bodi yang penyok langsung ganti baru. Nah tren ketok magic sekarang Bagaimana?
Alhamdulillah masih aman-aman saja, tidak ada masalah, karena kan kita ketoknya yang penyok-penyok saja, kalau yang harus ganti kita ganti, tidak ada masalah, tergantung yang punya mobil maunya apa. Orang di Jakarta ini pengennya cepat, kalau diketok bisa lebih cepat, ibaratnya kalau di bengkel resmi perbaikan bisa seminggu, di sini cuma 3 hari selesai.
Sekarang memang banyak ketok magic yang tadinya di Jakarta tidak bisa bersaing, justru cari peluang di daerah seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua karena persaingan dengan bengkel resmi belum seketat di Jakarta.
Cuma kalau bicara regenerasi sudah sulit, karena sumber daya manusianya yang betul-betul merintis sudah tersebar ke daerah-daerah selain Jabodetabek. Sementara kalau merekrut baru dari Blitar sekarang kemauan belajarnya kurang. Padahal ketok magic butuh ketekunan dan telaten.
Hasil pengerjaan ketok las pada bodi mobil yang sebelumnya sudah ringsek. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Sementara Anto mengaku tetap mengikuti perkembangan zaman agar tidak kehilangan pelanggan. Menurutnya, di samping ketok magic, dirinya juga menerima jasa pengecatan dan ketok las. Berikut penjelasannya:
Kita tetap mengikuti perkembangan otomotif. Misalkan ada alat baru, kita beli, jadi tidak monoton gitu-gitu saja. Hasil pengerjaan dituntut harus bagus, jadi kita juga mengandalkan pengecatan dan ketok las.
Kalau cuma ketok magic, kualitas pun pasti kalah. Kalau zaman dulu terciptanya ketok magic kan karena mobil platnya tebal-tebal. Warna mobil juga rata-rata solid, kalo sekarang metalic dan xyralic duco. Jadi sebenarnya lebih susah sekarang, karena saking mengkilapnya karakter warna mobil. Dari masukan pelanggan kita pasti tampung. pasti mengikuti perkembangan juga.
Pengerjaan ketok halus yang dilakukan tukang dan kenek ketok magic. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Pengerjaan ketok halus yang dilakukan tukang dan kenek ketok magic. Foto: Bagas Putra Riyadhana
Menguak Rahasia Ketok Magic, Benarkah Pakai Ilmu Gaib? Foto: Bagas Putra Riyadhana
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten