Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Identitas tampilannya persis dengan saudaranya yang berbentuk hatchback. Moncongnya bak ikan hiu bila melihatnya secara diagonal.
Lampu utamanya memiliki daytime running light (DRL) yang juga bertindak sebagai lampu sein. Di tengahnya ada bilah grille khas bahasa desain Progressive Line Mercy.
Secara bentuk, mobil punya wujud sedan pada umumnya. Sehingga bila jok belakangnya diisi orang dewasa, tidak akan mengintimidasi ruang kepalanya. Maklum, atapnya tidak melandai seperti CLA-Class yang punya bentuk coupe.
Lalu seperti apa rasanya mengemudikan sedan Mercy terjangkau ini?
kumparan pun berkesempatan menjajalnya dari Jakarta menuju Semarang berjarak sekitar 439 km. Rute yang dilalui meliputi tol lingkar luar, tol layang Cikampek, tol Trans Jawa keluar Jatingaleh, dan akhirnya menyusuri jalanan kota Semarang.
ADVERTISEMENT
Dimanjakan dengan posisi berkendara
Oke untuk yang satu ini meski didaulat mobil terjangkau, esensi kenyamanan duduk di mobil sekelas Mercy pun tak berubah. Jok pengemudi dan penumpang depan memiliki banyak pengaturan, reclining, sliding, ketinggian hingga lumbar support bisa diatur sesuai preferensi.
Pengaturannya bisa dimainkan melalui tuas pada door trim.
Lingkar kemudi pun juga bisa diatur tilt dan teleskopik, makanya posisi duduk ala sporty (jok dibuat rendah dan setir agak maju) bisa dengan mudah disetel
Fitur pemanja menambah kenyamanan
Tak cuma itu, visibilitas ke depan pun cukup memanjakan mata. Dashboard sudah disematkan layar sentuh digital yang memanjang dari sisi pengemudi hingga tengah berukuran 10,25 inci.
Fungsinya beragam, mengatur audio, menampilkan kamera mundur, pengaturan mobil, menyetel kinetic seat, mengubah tema layar, sampai mengatur pencahayaan ambient light interior.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk sisi pengemudi, layar tersebut juga bisa berubah sesuai modus berkendara yang dipilih. Multi Information Display (MID) juga bisa dipilih sesuai kebutuhan, bisa menunjukkan efisiensi BBM, grafik output tenaga, dan informasi umum lainnya.
Oh iya untuk memainkannya bisa langsung disentuh atau menggunakan touch pada yang tersedia pada konsol tengah. Tak lupa, bisa juga dengan perintah suara yang terlebih dulu mengatakan "Hey Mercedes".
Ya meskipun tidak ada panoramic sunroof, layar dengan sistem Mercedes-Benz User Experience (MBUX) ini mampu mendongkrak kenyamanan selama mengemudi. Apalagi kualitas audionya yang kami bilang jempolan, yang terdiri atas sembilan speaker dan satu subwoofer.
Mesin 1.300 cc yang bandel
Lanjut ke performa mesin. Berdasarkan data teknis, di balik bonnet-nya bersemayam mesin 1.300 cc turbocharger 4-silinder yang mampu memuntahkan tenaga hingga 163 dk dan torsi maksimum 250 Nm.
Transfer dayanya itu melalui transmisi otomatik 7 percepatan --yang juga bisa dimainkan melalui paddle shift. Klaim Mercedes-Benz , di atas kertas mobil bisa berlari dari diam hingga 100 km/jam dalam waktu 8,1 detik dan kecepatan puncak 230 km/jam.
ADVERTISEMENT
Jujur saat pertama kali menginjak pedal gasnya, mobil langsung terasa performanya. Ketika di ruas tol lingkar luar pun tenaga mesin selalu terisi, sesaat tak terasa sudah 90 km/jam.
Menariknya, putaran mesin pun masih rendah. Jarang sekali melewati 2.000 padahal kecepatan sudah di atas 100 km/jam. Ini terjadi pada hampir seluruh modus berkendara yang ada: Comfort, Eco, dan Individual.
Sementara ketika Sport diaktifkan, putaran langsung tertahan sekitar 1.300 hingga di atas 2.000 rpm. Maka jangan heran ketika membejek gasnya, kecepatan langsung ngacir cepat di atas 120 km/jam.
Tapi perlu diingat, bagi Anda yang pertama kali mengemudikannya, jangan kagok bila tidak ada tuas transmisi pada konsol tengah. Iya, sistemnya diubah menjadi di tuas yang biasanya menjadi tuas sein dan lampu.
ADVERTISEMENT
Pengoperasiannya mudah, hanya tinggal menggeser ke bawah atau atas. Sementara untuk P (Park) tinggal pencet tombol ujungnya.
Adapun untuk mengatur sein, bisa dengan tuas di sebelah kiri yang bersamaan dengan wiper.
Handling dan suspensi jempolan
Pengujian kali ini memang lebih banyak dilakukan pada jalan bebas hambatan. Ketika puas mencoba performanya, baru kami jajal handling dan suspensinya.
Untuk handling, pada kecepatan tinggi pun mobil terasa asyik. Dalam artian setirnya nurut, mudah mengoreksi, dan buritannya anti ngebuang.
Pun bantingan suspensinya juga terasa nyaman. Seperti saat mencobanya di tol layang Cikampek yang terkenal bumpy dan sambungan jalannya yang kasar, sama sekali tidak berasa limbung atau ada hentakan yang mengagetkan.
ADVERTISEMENT
Jujur kami puas dengan profil suspensinya.
Konsumsi bahan bakar yang efisien
Setelahnya kami sadar, dengan putaran mesin yang selalu rendah itu pasti akan berujung pada konsumsi bahan bakarnya yang irit.
Selama pengujian di tol lingkar luar dengan kecepatan antara 70 dan 80 km/jam, tercatat pada MID-nya 4,9 l untuk 100 km. Artinya bila dikonversikan, konsumsi bahan bakarnya sekitar 20,4 km per liter.
Adapun saat kecepatannya sedikit tinggi kisaran 100 km/jam ke atas dan putaran mesin sekitar 1.900 hingga 2.300 rpm, konsumsi bahan bakarnya bisa mencapai 18 km per liter.
Kesimpulan
Berdasarkan impresi yang kami jelaskan, Mercy berhasil membuat mobil terjangkau (di kelasnya) tanpa menghilangkan fitur yang biasa ada pada C-Class maupun E-Class.
ADVERTISEMENT
Menurut kami, walaupun menyasar anak muda, mobil ini juga cocok bagi siapa pun yang mau naik kelas dan baru mencoba Mercedes-Benz . Kami pastikan A-Class Sedan A200 Progressive Line ini melampaui ekspektasi Anda.
ADVERTISEMENT