Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Setelah beberapa abad industri mobil sangat ketergantungan dengan bahan bakar fosil, tanda-tanda peralihan ke mobil listrik mulai terlihat. Tak terkecuali di Indonesia.
Moda transportasi berbahan bakar fosil—baik untuk kendaraan pribadi maupun umum— memang masih menjadi yang utama di seluruh dunia. Namun saat ini mulai terjadi peningkatan tren positif terhadap penjualan mobil listrik.
Sejak tahun 2019 hingga 2021, terjadi peningkatan penjualan hingga total sebanyak 5.324 unit. Bahkan pada 2021 terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya, yakni naik sebesar 141 persen atau laku 3.192 unit, baik itu kendaraan hybrid, plug-in hybrid, maupun listrik murni.
Berkembangnya industri kendaraan listrik di Indonesia ini juga didukung sejumlah insentif dari pemerintah berupa; pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), kemudahan akses kredit, keringanan biaya pengisian listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang disediakan PLN, hingga bebas dari aturan ganjil-genap.
Mobil listrik juga dinilai lebih ramah lingkungan dan punya beberapa kelebihan yang dapat mempermudah aktivitas berkendara sehari-hari. Apa saja?
Faktor meningkatnya penjualan mobil listrik di Indonesia
1. Mendukung mobilitas berkelanjutan
Pengembangan populasi kendaraan listrik di Indonesia menjadi salah satu upaya pemerintah untuk menyusun peta jalan (roadmap) sebagai upaya mencapai net zero emission (NZE) atau netral karbon pada tahun 2060.
Berdasarkan hasil studi oleh Kementerian Perindustrian dengan menggandeng Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, serta tiga perguruan tinggi, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM), mobil listrik dinilai lebih menghemat energi dibandingkan mobil konvensional yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
Dari penelitian tersebut penelitian, rata-rata mobil listrik jenis hybrid bisa bisa menghemat energi sebesar 50 persen. Sedangkan jenis plug-in hybrid bisa lebih hemat lagi hingga 75-80 persen.
2. Infrastruktur semakin memadai
Pemerintah juga terus mengejar target untuk pembangunan infrastruktur pendukung kendaraan berbasis listrik. Pada 2021 lalu, realisasi pemasangan SPKLU telah ada sebanyak 219 unit secara kumulatif, dan 114 unit di antaranya dibangun oleh PLN.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik) Kementerian ESDM pun menargetkan pemasangan 695 SPBU listrik ini sepanjang 2022. Harapannya, pada 2030 mendatang sebanyak 31.859 unit SPKLU sudah terpasang dari Sabang sampai Merauke.
Indonesia juga sangat potensial untuk pengembangan industri kendaraan listrik karena 25 persen cadangan nikel sebagai bahan baku baterai mobil listrik ada di Indonesia. Bahkan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan Indonesia bisa menjadi produsen baterai mobil listrik nomor satu dunia pada 2026 mendatang.
3. Lebih hemat biaya bahan bakar
Selain mengurangi emisi karbon, keunggulan kendaraan listrik dibanding kendaraan konvensional berbasis BBM adalah terkait biaya pengisian daya atau charging. Dilansir laman resminya, PT PLN (Persero) pun telah melakukan uji jalan untuk membuktikan hematnya mobil listrik.
Hasilnya, ketika dihitung, pengendara mobil listrik hanya perlu merogoh kocek Rp 10 ribu saja untuk menempuh jarak 72 kilometer. Jika dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM), masyarakat harus merogoh kocek sekitar Rp 60 ribu untuk jarak tempuh yang sama dengan asumsi harga BBM Rp 9 ribu per liter.
“Hitungannya kan 1 kWh itu bisa dapat 10 kilometer, tadi kita sudah jajal 72 km. Artinya, pelanggan hanya perlu Rp 10 ribu untuk menempuh 72 kilometer,” ujar Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.
4. Semakin banyak inovasi mobil listrik
Saat ini pilihan untuk kendaraan listrik semakin banyak, bahkan untuk brand premium ikonik seperti MINI. Ya, MINI Indonesia resmi meluncurkan mobil listriknya, MINI Electric di PIK Avenue, Jakarta Utara pada Rabu, (8/6).
MINI Electric merupakan mobil listrik perdana MINI yang dipasarkan di Indonesia sekaligus menjadi jawaban atas komitmen BMW Group Indonesia untuk menghadirkan inovasi teknologi dan sustainability.
Menawarkan dalam dua varian; MINI Electric dan MINI Electric Collection, kendaraan full listrik premium kompak pertama di Indonesia ini memadukan teknologi elektrifikasi dengan sensasi berkendara go-kart feeling yang selama ini menjadi ciri khas dari mobil-mobil MINI.
“MINI Electric adalah MINI ikonik dan tetap pertahankan semua nilai historis MINI, namun ditambahkan dengan sentuhan masa depan. Kendaraan ini memadukan sensasi go-kart legendaris, desain khas, dan kualitas premium dengan pengalaman mengemudi bebas emisi. Motor listrik 135 kW/184 hp yang dipasang pada bagian bawah memberikan pusat gravitasi ekstra rendah yang tidak hanya meningkatkan stabilitas dan pengendalian, tetapi membuat setiap tikungan lebih menyenangkan dari sebelumnya. Ini adalah MINI yang paling intens dan paling berevolusi,” jelas Head of MINI Asia, Kidd Yam.
Fitur MINI Electric, Kendaraan Full Listrik Premium Kompak Pertama di Indonesia
1. Tenaga Baterai
MINI Electric menggunakan baterai tegangan tinggi dengan konfigurasi model khusus terdiri dari sel lithium-ion yang dibagi menjadi 12 modul yang memberikan energi berkapasitas sebesar 28.9 kWh. Kemudian MINI Electric juga dipersenjatai dengan motor listrik bertenaga 184 dk dan torsi 270 Nm yang disalurkan ke dua roda depan melalui transmisi otomatik single speed.
Dengan kombinasi tersebut, MINI Electric diklaim mampu melesat dari diam hingga kecepatan 100 km/jam dalam waktu 7,3 detik dengan kecepatan maksimum 150 km/jam. Dalam kondisi baterai terisi penuh, MINI Electric mampu melaju sejauh 232 km.
Demi keamanan maksimal, semua komponen penggerak listrik dilindungi oleh fitur struktural khusus. Daya elektronik dilindungi oleh penyangga bumper yang lebih kuat ditambah rangka penyangga motor, sedangkan baterai tegangan tinggi dilindungi oleh pelat dasar yang kokoh.
2. Elektrifikasi
Ada beberapa cara untuk mengisi daya MINI Electric. Pertama dengan MINI Wallbox di rumah atau pengisian umum seperti di mal, kafe, hotel, dan sebagainya. Untuk pengisian daya hingga 11 kW, dibutuhkan waktu sekitar 2,5 jam untuk mencapai 80 persen daya kendaraan.
Kedua adalah mengisi daya menggunakan travel charger. Dengan daya pengisian 2,3 kW, membutuhkan waktu sekitar 12 jam untuk mengisi 80 persen daya kendaraan. Sedangkan dengan jenis pengisian DC atau fast charging berdaya 50 kW, hanya membutuhkan waktu sekitar 36 menit mencapai 80 persen pengisian.
3. Eksterior dan interior
Dari segi desain, MINI Electric masih menampilkan bahasa desain serupa seperti MINI Cooper S 3-door yang khas dan sangat ekspresif dengan lampu depan MINI bulat berteknologi LED. Namun bedanya, desain bumper depannya yang kini tidak dilengkapi lampu kabut dan diganti dengan lubang udara vertikal untuk mengoptimalkan aerodinamis kendaraan. Kemudian strip bumper tengah yang berfungsi sebagai dudukan pelat nomor, kini hadir senada dengan warna bodi.
Masuk ke dalam, kesan sporty begitu terasa lewat penggunaan jok fabric warna hitam dan desain setir baru yang dilengkapi dengan tombol multifungsi terintegrasi berwarna black piano. Dekorasi baru juga terlihat pada panel kokpit dengan tampilan horizontal, serta desain panel dengan layar 8,8 inci yang masih berwarna hitam.
Sedangkan ruang kompartemen bagasi sama sekali tidak ada perubahan. Volume bagasi adalah 211 liter, yang dapat ditingkatkan menjadi 731 liter ketika sandaran belakang dilipat ke bawah. Untuk memastikan ground clearance yang relevan untuk baterai tegangan tinggi yang dipasang di dasar kendaraan, bodi MINI Electric diposisikan sekitar 18 mm lebih tinggi daripada model bertenaga konvensional.
Sebagai mobil listrik premium, MINI Electric turut dibekali dengan ragam fitur canggih, baik itu fitur kenyamanan, fitur keselamatan, dan fitur bantuan mengemudi. Ada Instrumen Digital Cluster, layar informasi canggih yang menyediakan beragam mode mengemudi, seperti Sport, Mid, Green, dan Green+. Informasi lain yang ditampilkan adalah; Tingkat pengisian baterai, MINI Driving Mode yang saat ini dipilih, status sistem driver assistance, dan pesan Check Control.
Selain itu, pengemudi juga bisa melihat informasi jangkauan yang tersedia, daya penggerak saat ini, suhu luar, waktu dan jarak tempuh dan petunjuk dari sistem navigasi.
4. MINI Electric Collection
Selain MINI Electric, MINI turut memperkenalkan edisi khusus, yakni MINI Electric Collection. Karena terbatas, ada beberapa keunggulan pada MINI Electric Collection dibandingkan MINI Electric biasa, seperti penggunaan warna two tone Island Blue Metallic dengan atap berwarna Jet Black, lampu Adaptive LED, door sill dengan logo MINI Electric, dan jok berkelir kombinasi warna abu-abu dan hitam.
5. Harga
Dengan berbagai spesifikasi dan keunggulan yang ditawarkan, MINI Indonesia memasarkan MINI Electric dengan harga Rp 945 juta off the road dan MINI Electric Collection seharga Rp 955 juta off the road.
Harga sudah termasuk garansi baterai 8 tahun atau 100 ribu kilometer, wallbox, garansi kendaraan 3 tahun, dan service inclusive selama 6 tahun tanpa batasan jarak tempuh.
Selain itu, pelanggan juga akan mendapatkan garansi baterai 8 tahun/100.000 km, wallbox atau aksesoris pendukung yang berlaku untuk pemasangan di vendor resmi yang ditunjuk BMW Group Indonesia, dan tire coverage selama 2 tahun termasuk penggantian hingga 4 ban per tahun mencakup biaya pembelian ban dan tenaga kerja.
Perlindungan ini berlaku mencakup kerusakan yang disebabkan oleh tusukan, menggembung, torehan, ledakan, robek, dan kerusakan akibat kendaraan terus berjalan di atas ban kempes. Ban akan diganti dengan yang asli dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi +62 21 2927 9677 atau email [email protected]. Jangan lupa juga kunjungi www.mini.co.id dan follow Instagram @mini_indonesia untuk informasi mengenai produk MINI lainnya.