Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan program biodiesel 40 persen atau B40 akan diterapkan tahun depan. B40 merupakan lanjutan dari program B35 yang saat ini diimplementasi.
ADVERTISEMENT
B40 menggunakan campuran solar dengan bahan bakar nabati berbasis kelapa sawit sebanyak 40 persen. Ini dilakukan untuk mencapai Net Zero Emission atau NZE di sektor transportasi di luar kendaraan elektrifikasi.
"Indonesia merencanakan berbagai mitigasi. Alhamdulillah RON 88 sudah tidak ada. Selanjutnya kita mendorong mandatori diesel dan ini sudah kita laksanakan B35 dan akan dinaikkan menjadi B40 di tahun 2025," ujarnya di acara kumparan Green Initiative Conference di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9).
Lanjutnya program biodiesel sampai 2023 telah memanfaatkan 54,52 juta kiloliter, dan menurunkan importasi solar sebesar Rp 404,32 triliun. Adapun sepanjang 2018 hingga 2024, volume biodiesel yang telah tersalurkan sebanyak 63,04 juta kiloliter.
"Dan tentu kita turunkan gas rumah kaca sebesar 358 juta CO2 equivalen atau 12,5 persen dari skenario business as usual (BAU pada 2030. Capaian ini mendukung Indonesia menuju Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat," terangnya.
Sebelumnya Kementerian ESDM menyatakan penerapan B40 akan dimulai pada 1 Januari 2025. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani mengatakan sudah untuk menerapkannya.
ADVERTISEMENT
"Bioenergi akan menjadi prioritas dan mungkin bukan hanya B50, kami lagi mempersiapkan B40 untuk mandatorinya. Mandatori ini saya keluarkan Insha Allah di 1 Januari 2025," jelasnya pada Selasa (20/8) lalu.
Tambahnya pihaknya tengah mempersiapkan sejumlah infrastruktur pendukung seperti pelabuhan, pengiriman, dan logistik untuk kelancaran penerapan mandatori bioenergi, yang direncanakan rampung pada Desember 2024.
Termasuk pula tengah mengkaji penggunaan biodiesel dengan kadar 50 persen hingga pencampuran bahan bakar nabati dengan solar dengan kadar 60 persen atau B60. "Kajian teknis harus ada, kajian teknis performa di engine itu yang paling penting," katanya.