Menperin Beri Sinyal Insentif Mobil Hybrid Awal Tahun Depan

22 November 2024 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran mobil baru Hyundai Tucson di Jakarta, Kamis (20/11/2024). Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran mobil baru Hyundai Tucson di Jakarta, Kamis (20/11/2024). Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita memberi sinyal adanya insentif khusus untuk mobil hybrid, selain dari mobil listrik murni atau BEV. Wacana tersebut diakuinya sudah diusulkan.
ADVERTISEMENT
"Insentif untuk hybrid juga salah satu yang kita sudah usulkan dan dalam waktu dekat akan dibahas, nanti dikoordinasikan. Sudah kami siapkan, bukan hanya untuk BEV tetapi juga untuk hybrid," buka Agus ditemui di Tangerang, Jumat (22/11/2024).
Menyoal bentuk insentifnya apakah akan serupa dengan skema PPnBM DTP (Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah), Agus bilang masih dalam pembahasan.
"Soon, saya bisa katakan dan yakin soon. Kalau kita sudah sepakat within internal pemerintah, saya kira bisa bergulir secara efektifnya itu early next year. Kita upayakan konsep dari pemerintah sudah siap tahun ini," imbuh Agus.
Mobil hybrid Kijang Innova Zenix HEV dan Yaris Cross. Foto: Dok.kumparan
Pada saat yang sama, dirinya juga membeberkan rencana kelanjutan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditanggung pemerintah untuk mobil listrik tahun depan.
ADVERTISEMENT
"Ini bagian dari yang kita ingin bahas tadi juga termasuk hybrid itu, besarannya seperti apa masih kita bahas," kata Agus.
Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid. Foto: dok. TAM
Agus menilai pemberian insentif penting untuk menstimulus penjualan, yang efek dominonya pada perkembangan industri termasuk rantai pasoknya.
"Dan industri otomotif itu melibatkan tenaga kerja yang besar sehingga memang salah satu sektor yang perlu dilindungi. Oleh sebab itu insentif-insentif di dalam menjawab atau membuat, bahasa sederhananya konsumen tidak berat. Itu harus ada insentif semacam PPnBM DTP atau sebagainya," pungkas Agus.