Menperin Minta Pabrikan Jepang Makin Agresif Investasi di RI

24 Januari 2025 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin/JCCI) Jepang dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), di Jakarta, Kamis (23/1/2025). Foto: Kemenperin
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin/JCCI) Jepang dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), di Jakarta, Kamis (23/1/2025). Foto: Kemenperin
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita berharap para pengusaha termasuk pabrikan otomotif Jepang lebih agresif melakukan ekspansi bisnis di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Menperin saat menerima kunjungan dari Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) di Kantor Kementerian Peridndustrian (Kemenperin) di Jakarta, Kamis (23/1).
Menperin juga menyampaikan, saat ini Jepang menduduki peringkat keempat sebagai negara yang berinvestasi di Indonesia dengan nilai penanaman modal sebesar USD 45, 6 miliar.
“Pemerintah Indonesia percaya Jepang mendukung Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraannya sehingga mampu meningkatkan kerja sama bisnis dan dagang di Indonesia,” tegasnya saat melakukan pertemuan dengan JCCI di Kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis (23/1).
Guna mendukung peningkatan bisnis agar bisa lebih agresif, Menperin meminta JCCI menyapaikan saran ataupun kendala yang dialami oleh perusahaan Jepang. Tujuannya agar pemerintah Indonesia bisa mengevaluasi dan memberikan solusi agar bisa terus berinvestasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di acara yang sama, Vice Chairman JCCI Takashi Ueno menjelaskan, Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Jepang saat ini menghadapi permasalahan kesulitan Sumber Daya Manusia (SDM) karena penurunan populasi di Jepang.
Ueno bilang, kurangnya tenaga kerja di Jepang sangat berpengaruh bagi sektor manufaktur.
Pertemuan antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin/JCCI) Jepang dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), di Jakarta, Kamis (23/1/2025). Foto: Kemenperin
“Oleh karena itu, Jepang mengharapkan kontribusi Indonesia, mengingat Indonesia memiliki penduduk cukup banyak. Kami akan memfasilitasi kerja sama di bidang industri dan manufaktur bagi kedua negara ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, perwakilan JCCI di bidang otomotif Seii Kuraishi memaparkan, saat ini industri otomotif Jepang di Indonesia sudah berkembang sangat masif. Bahkan sudah ada enam pabrik industri otomotif Jepang.
Dari keenam pabrik otomotif itu sudah mendistribusikan kendaraan ke 4,9 juta pelanggan di Indonesia. Di tahun 2004, sektor industri tersebut sudah menjual 128 ribu unit mobil di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Tahun ini, kendaraan hybrid mulai diproduksi secara lokal di Indonesia. Ini merupakan langkah awal dalam hal netralisasi karbon,” kata Kuraishi di acara yang sama.
Pabrik Toyota Indonesia. Foto: Istimewa
Menanggapi masukan dari delegasi JCCI Jepang, Kemenperin menyambut baik rencana kerja sama SDM Indonesia dan Jepang untuk menyelesaikan permasalahan kekurangan tenaga kerja di Jepang. Kemenperin berkomitmen akan membantu Jepang dalam sektor industri manufaktur.
“Kemenperin juga telah memiliki kerja sama dengan Hiroshima University yang berfokus pada training dari siswa Indonesia agar menjadi high-skilled labour ke depannya. Kami mengharapkan dukungan dan bantuan dari Jepang untuk memperluas kerja sama di institusi pendidikan yang ada di Jepang,” tukas Menperin.
Selain itu Menperin juga mengapresiasi Jepang dalam kontribusi dalam industrialisasi di Indonesia, khususnya untuk sektor otomotif.
ADVERTISEMENT
“Kemenperin terus memonitor perusahaan otomotif Jepang di Indonesia terkait ekspornya kepada negara-negara di dunia. Meluasnya pasar otomotif hybrid hingga hari ini tidak terlepas dari kontribusi perusahaan Jepang yang banyak mengisi pasar otomotif di Indonesia. Untuk menjaga perkembangannya, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan insentif untuk kendaraan hybrid,” jelas Agus.