Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Menperin Respons FTA Amerika Latin-China yang Bisa Hambat Ekspor Mobil RI
8 Mei 2025 9:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita merespons adanya perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara sejumlah negara di Amerika Latin dengan China.
ADVERTISEMENT
Perjanjian tersebut diprediksi bisa mengancam keberlangsungan ekspor mobil produksi Indonesia. Pasalnya, dengan adanya FTA, kendaraan listrik milik produsen China nantinya bakal menjamur di negara-negara yang menjalin perjanjian seperti Chili, Peru, Kosta Rika, hingga Nikaragua.
Agus membenarkan hal tersebut bisa mengganggu ekspor kendaraan dari Indonesia. Sehingga pemerintah melalui Kementerian Perindustrian berusaha untuk melindungi dengan sejumlah kebijakan.
“Makanya yang mengganggu ekspor kita banyak ya, sehingga proteksi-proteksi itu menjadi satu hal yang menjadi perhatian. Karena saya juga mendapat laporan misalnya ya untuk otoparts rupanya banyak yang masuk ke Amerika itu berasal dari kita,” kata Agus saat ditemui di acara kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 di MGP Space, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (6/5).
ADVERTISEMENT
Agus menjelaskan, selain suku cadang masih banyak sektor lain yang harus diperhatikan dan dilindungi. Alasannya karena penyerapan ekspor ke sejumlah negara di Amerika Latin cakupannya sangat besar.
“Untuk otoparts, itu mesti kita lihat ini baru bicara soal otoparts belum sektor-sektor lain,” tambahnya.
Dari laporan European Parliament, beriringan dengan transisi hijau dan popularisasi kendaraan energi baru (NEV), mendorong signifikansi kemitraan beberapa negara di Amerika Latin dan China meningkat.
Bahkan pada tahun 2023, China menjadi pembeli utama material lithium, copper dan niobium dari Amerika Latin yang dimanfaatkan sebagai bahan baku baterai alat elektronik hingga kendaraan listrik.
Sementara dari data Gaikindo, beberapa negara yang disebutkan sebelumnya itu menjadi negara tujuan ekspor mobil dari Indonesia dengan penyerapan yang tinggi. Sementara, negara-negara tersebut juga menjalin kesepakatan dengan China.
ADVERTISEMENT
“Itu pasti akan mengganggu ekspor kita, kita juga harus hati-hati bahwa yang kena dampak terhadap proteksi Amerika itu kan bukan hanya Indonesia, negara-negara lain yang juga memiliki produksi atau kemampuan manufakturnya besar, itu nanti akan melihat Indonesia sebagai pasar,” tuntasnya.