Mercedes Benz Berharap Pajak Mobil Baru Nol Persen Terealisasi

27 September 2020 13:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan depan Mercedes-Benz GLB 200. Foto: MBDI
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan depan Mercedes-Benz GLB 200. Foto: MBDI
ADVERTISEMENT
Mercedes Benz Indonesia menyambut positif, usulan pajak mobil nol persen buat pembelian baru yang dicanangkan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang.
ADVERTISEMENT
Deputy Director, Sales Operation & Product Management PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan jika nanti terealisasi hal ini tentu jadi angin segar untuk menstimulus pasar di tengah pandemi corona.
"Pada prinsipnya tentu kami menyambut gembira usulan ini karena memang untuk relaksasi pajak itu akan memberikan multiplier effect yang sangat besar terhadap ekonomi secara keseluruhan," kata Kari panggilan karirnya saat peluncuran produk baru GLA dan GLB 200, Kamis (24/9).
Dia menjelaskan, industri otomotif tak hanya berfokus pada produk saja melainkan banyak turunannya. Dan jika nantinya wacana ini benar terealisasi maka roda perekonomian khususnya otomotif bisa bergerak lebih stabil.
Mercedes-Benz S-Class. Foto: dok. Motor1
"Sehingga jika pasar bergerak kembali otomatis industri bawahnya juga akan bergerak dan tentu ini positif," timpalnya.
ADVERTISEMENT

Wacana pajak nol persen pembelian mobil baru bersifat sementara

Kari menyebut, kebijakan ini menurutnya hanya sementara untuk membangkitkan kembali minat beli konsumen.
"Usulan ini bukan industri otomotif minta bantuan pemerintah dalam bentuk dana, tapi ini berupa relaksasi pajak. ini pun bersifat sementara sampai nanti istilahnya volume di industri otomotif bisa pulih kembali," katanya,

Pasar berpotensi wait and see

Kari juga menegaskan agar pemerintah bisa memutuskan dengan cepat apakah nantinya wacana relaksasi ini bisa terealisasi atau tidak. Sebab menurutnya usulan ini bisa membuat konsumen menunda untuk membeli mobil baru.
"Harus segera ada keputusan dari pemerintah karena terus terang market wait and see banyak pelanggan yang menunda pembelian sehingga itu makin memberatkan kondisi otomotif yang saat ini terpuruk karena COVID-19," tegasnya.
ADVERTISEMENT