Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ada yang beranggapan, sepeda motor dengan sistem pengabutan injeksi tidak boleh mengalami kehabisan bensin. Sebab, kondisi itu bisa membuat kinerja ECU rusak.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Mekanik Wahana AHASS Jatake, Tangerang, Hassan, mengatakan bahwa pemahaman itu tidaklah tepat. Sebab, baik motor dengan sistem injeksi maupun karburator sebaiknya tidak mengalami habis bensin.
“Bukan merusak ke ECU (khusus motor injeksi), tapi biasanya akan bermasalah di bagian fuel pump atau indikator bensin jadi ngaco,” kata Hassan saat dihubungi kumparan, Kamis (19/9).
Sepeda motor keluaran terkini telah menggunakan sistem pengabutan injeksi. Dengan sistem itu, pabrikan mengklaim bahwa motor lebih hemat bahan bakar dan ramah lingkungan, dibandingkan sistem pengabutan karburator.
Selain dua aspek itu, Kepala Mekanik Wahana AHASS Jatake, Tangerang, Hassan, menuturkan bahwa sistem injeksi juga berpengaruh pada performa yang lebih baik. Sebab, komposisi udara dan bensin yang masuk ke ruang bakar jauh lebih tepat.
ADVERTISEMENT
Ketika motor injeksi mengalami kehabisan bensin, dikhawatirkan terjadi penyumbatan di pompa bensin lantaran kotoran pada tangki yang ikut terhisap.
“Saran saya, tangki bensin diisi tiga per empat dan posisikan standar tengah, diamkan beberapa saat. Kalau dengan starter tangan belum nyala bisa dibantu dengan engkol (kick starter),” ia menambahkan.
Sementara itu, Hasan pun mengimbau pemotor jangan abai dan membiarkan volume bensin lama-lama dalam kondisi low. “Kebiasaan tangki yang engga diisi full atau membiarkannya kosong biasanya bikin karatan dan korosi, karena ada proses pemuaian di situ,” imbuhnya.