Mitos atau Fakta, Ban Sedikit Kempis Bisa Bikin Aman Berkendara Saat Hujan?

13 Oktober 2020 8:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ban motor saat musim hujan Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ban motor saat musim hujan Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ban jadi faktor kunci keselamatan berkendara, apalagi dalam kondisi jalan basah karena hujan. Potensi tergelincir bisa terjadi kapan saja, apalagi ban sudah botak dan tak layak pakai.
ADVERTISEMENT
Namun ada beberapa orang beranggapan, untuk menyiasati kondisi jalan basah karena hujan sebaiknya tekanan angin pada ban dikurangi, menjadi sedikit kempis.
Ini disebut bisa membuat traksi ban pada aspal bisa lebih bagus. Lalu, mitos belaka atau fakta?
Ban dual purpose Yamaha XSR155 Flat Tracker Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana merespons. Intinya tekanan angin ban harus sesuai dengan rekomendasi dan spesifikasi ban motor itu sendiri.
"Itu mitos. Motor dibuat kan sudah melalui proses yang panjang, sampai dengan tekanan angin ban yang ideal. Sehingga keluarlah rekomendasi tekanan angin (tyre placard). Jadi yang benar tekanan angin bannya harus sesuai dengan itu," jelas Sony saat dihubungi kumparan Jumat (9/10).
Ilustrasi mengganti ban baru pada motor. Foto: dok. Istimewa
Sony tak membantah jika mitos ini kerap kali dilakukan baik pemilik motor hingga mobil. Mereka merasa ada yang kurang saat membeli kendaraan sehingga tekanan angin disesuaikan dengan kenyamanan mereka yang belum tentu itu aman.
ADVERTISEMENT
"Tekanan angin ban yang kurang membuat kerja ban menjadi berat (rolling resistance nya tinggi) dan ban mudah melipat saat manuver," ungkap dia.

Sering salah artikan rekomendasi tekanan

Ilustrasi ban motor dengan kembangan banyak. Foto: dok. Istimewa
Umumnya pada sepeda motor atau ban itu sendiri memiliki batas toleransi tekanan angin. Sebagai contoh adalah 28 psi (2+-), pemilik secara langsung mengartikan jika ban motor boleh kurang atau lebih 2 psi dari standar tekanan angin.
Padahal, kata Sony, itu sebagai parameter tekanan angin ketika kendaraan kekurangan atau kelebihan muatan bukan sebagai acuan tekanan angin terhadap kondisi jalan.
"Justru kekurangan atau kelebihan angin akan merusak ban. Ban yang defeleksi (kekurangan) angin sidewall-nya akan lendut berimbas pada keseimbangan yang mudah terganggu," tegasnya.
Ilustrasi mengisi tekanan angin pada ban. Foto: dok. Istimewa
Kebiasaan mengurangi tekanan angin ban sering dilakukan karena dianggap karakter berkendara dari kendaraan lebih terasa empuk. Namun dari sisi keselamatan berkendara, hal ini sangat tidak dianjurkan.
ADVERTISEMENT
"Saat hujan, mindset-nya jangan menyiasati dengan mengurangi tekanan angin, tapi mengurangi kecepatan kendaraan. Karena ketika mendapat efek nyaman, biasanya pengendara akan hilang standar kecepatannya," timpal dia.
Bagaimana, jadi sudah paham ya jika mengurangi tekanan angin ketika berkendara saat hujan adalah mitos belaka. Jadi demi keamanan berkendara lah secara bijak dan penuh tanggung jawab.