Mitos atau Fakta, Cairan Ban Anti-Bocor Bisa Bikin Velg Rusak?

20 Juli 2020 10:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cairan ban anti bocor dan velg motor. Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cairan ban anti bocor dan velg motor. Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Cairan ban anti bocor atau tire sealant sudah banyak dijual dipasaran dengan berbagai merek. Fungsi cairan ini bila disuntikkan ke dalam ban, bisa seketika menutup kebocoran sesaat setelah tertusuk paku atau benda tajam lain.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah penggunaan cairan ini aman untuk velg dan ban?
Tampilan ban belakang Kawasaki Ninja ZX 25R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk, Dodi Yanto mengatakan, jika kendaraan sudah menggunakan ban tubeless, cairan anti bocor tak perlu digunakan.
"Ya, kalau dari kita penggunaan ban tubeless sudah cukup sebenarnya. Kelebihan ban tubeless itu begitu dia kena paku, angin memang akan tetap keluar tapi perlahan, jadi kita bisa punya waktu untuk menambal. kata Dodi saat dihubungi kumparan, Jumat (17/7).

Dampak penggunaan cairan ban anti-bocor

Ilustrasi cairan ban anti bocor dan velg motor. Foto: dok. Istimewa
Pada beberapa kasus, penggunaan cairan ban bisa menimbulkan reaksi pada velg. Kebanyakan cairan itu akan menggumpal dan membuat kerak dan karat pada velg, karena dibiarkan hingga bertahun-tahun.
"Velg ini kan berbahan besi, lalu dia ketemu air meski kita enggak tahu dia mengandung apa. Logikanya besi ketemu air, mungkin ada bentrok antara keduanya," paparnya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi cairan ban anti bocor dan velg motor. Foto: dok. Istimewa
Selain itu, menurut dia penggunaan cairan ban anti bocor ini juga punya dampak terhadap ban, meski memang belum ada penelitian khusus yang dilakukan oleh pihaknya.
"Kita enggak tahu kandungan apa yang ada di dalam cairan ini, banyak yang beredar di market. Jika ingin tetap menggunakan pilih yang bermerek dan jelas apa kandungannya. Kita sih enggak punya data khusus berapa lama cairan itu bereaksi," ungkapnya.
Meski begitu, berkaca dari pabrikan sepeda motor ketika mengirim sepeda motor baru, jarang atau bahkan tidak ada yang menggunakan cairan tersebut. Kondisi dalam ban tetap menggunakan angin atau nitrogen.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona