Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Mencuci motor sudah jadi rutinitas yang dilakukan buat bikin tunggangan bersih dan kinclong.
ADVERTISEMENT
Namun ada beberapa menyebutkan, aktivitas ini tak bisa dilakukan sembarangan karena bisa berefek pada kerusakan motor.
Seperti contohnya, mencuci motor saat mesin masih dalam kondisi panas bisa bikin mesin retak. Mari kita konfirmasi keabsahannya, apakah itu fakta atau mitos belaka?
Merespons hal tersebut Senior Technical Advisor PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Slamet Kasianom, secara tak langsung dirinya menyebut anggapan itu sebuah fakta.
"Secara ilmu perlogaman itu ada struktur karbon. Ketika panas dan terkena air, karbonnya akan berubah menjadi lebih padat, dikhawatirkan akan terjadi crack (retak). Begitu pula dengan komponen luar mesin," kata Slamet kepada kumparan, Jumat (23/10).
Tentu saja, bagian logam yang masih panas bila disiram air dingin, akan terjadi perubahan suhu yang drastis. Memang efeknya tak langsung terasa, tapi dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
"Ke depannya, pasti struktur kandungan logam terutama karbonnya akan berubah," jelas dia lagi.
Perubahan yang paling sering terjadi adalah lapisan krom, mengalami perubahan warna menjadi kuning. Jika kualitas krom tidak bagus, bisa merontokkan lapisan tersebut.
Bahkan, seperti yang sudah dijelaskan Slamet tadi, dalam kasus terparah, area blok mesin bisa mengalami keretakan.
Idealnya tunggu mesin 10-15 menit
Agar hal ini terjadi, Slamet menyarankan agar memberi jeda waktu paling tidak 10-15 menit sebelum mencuci motor. Durasi itu cukup membuat kondisi suhu mesin motor berada di titik yang normal.
"Biasanya langsung cuci motor itu (dalam keadaan panas) dilakukan di jasa pencucian motor. Harusnya kasih jeda waktu dulu 10-15 menit, itu sudah cukup sebenarnya," imbuh dia.
ADVERTISEMENT