Mitos atau Fakta, Motor Pakai Bahan Bakar Avtur Bisa Lebih 'Ngebut'?

8 Mei 2020 8:58 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana lalu lintas yang dipadati pengguna motor. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lalu lintas yang dipadati pengguna motor. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemilik kendaraan kerap melakukan eksperimen ekstrem pada motornya. Entah inspirasinya datang dari orang lain, atau buah hasil pikiran liar saja.
ADVERTISEMENT
Nah salah satu yaitu menggunakan bahan bakar aviation turbine (avtur) atau bahan bakar untuk pesawat terbang pada sepeda motor.
Memang ada yang bilang, dengan itu tarikan mesin bisa lebih enteng dan motor bisa makin ngacir. Lantas benarkah bisa demikian, apakah hanya mitos belaka?
Menurut Kepala Bengkel Bintang Motor Honda Cinere, Ribut Wahyudi, hal tersebut bisa saja terjadi, namun khusus pada mesin motor yang telah dimodifikasi untuk balapan.
"Penggunaan bahan bakar itu harus sesuai dengan kompresi mesin. Jadi kalau semata-mata bikin kencang itu salah. Mekanik zaman dulu biasanya kalau untuk balapan seperti dragrace suka papas blok mesin jadi kompresinya lebih tinggi sehingga harus pakai avtur. Jadi kalau di motor biasa tidak bisa (pakai avtur)," kata Ribut saat dihubungi kumparan, Kamis (7/5).
Sejumlah pengendara sepeda motor melintas saat hujan turun di Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur (13/11). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Secara teknis, Senior Technical Advisor Yamaha Indonesia, Slamet, mengatakan Avtur memiliki kadar oktan sekitar 100 ke atas, sehingga butuh karakter mesin yang bisa menahan panas lebih tinggi agar pembakarannya sempurna.
ADVERTISEMENT
"Bahan bakar yang oktannya semakin tinggi karakternya semakin sulit dibakar jadi butuh panas yang tinggi untuk membakarnya dalam waktu yang sama dengan oktan yang lebih rendah," ujarnya.
Dengan karakter tersebut, mesin harus memiliki rasio kompresi lebih tinggi dan teknik pengapian yang disetel lebih awal agar pembakaran sempurna.
"Terus karena hasil pembakaran lebih panas dan menghasilkan energi yang besar butuh material yang lebih kuat, tidak gampang meleleh," jelasnya.
Ilustrasi Pom Bensin Pertamina. Foto: ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya
Sementara, lanjutnya, mesin motor yang biasa dipakai harian didesain tidak terlalu panas dan kompresi rendah. Agar bisa menenggak bensin yang oktannya rendah, misalnya Premium (88) atau Pertalite (92).
Jika tetap memaksakan memakai avtur untuk bahan bakar motor harian, Slamet menyebut justru dapat merusak komponen mesin hingga terjadi overheat.
ADVERTISEMENT
"Pertama dari segi tenaga tidak maksimal dan powerful karena pembakaran tidak sempurna. Kedua, karena tidak bisa dibakar semua timbul lah sisa-sisa karbon di ruang bakar, kalo motor 4 tak banyak nempel di klep-klep mesin sampai bocor," paparnya.
"Dan, bahan bakar jadi boros pasti ya, bensin banyak masuk tapi tidak terbakar semua dan tidak ada tenaganya jadi ngempos dan lama kelamaan panas (overheat)," pungkasnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona