Mitos atau Fakta: Putar Setir Mobil Dilarang Sampai Mentok?

23 Juni 2022 6:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kaca mobil yang baik bisa membuat visibilitas pengemudi maksimal. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kaca mobil yang baik bisa membuat visibilitas pengemudi maksimal. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Power steering merupakan sistem kemudi yang membuat beban lingkar kemudi atau setir mobil menjadi lebih ringan ketika berbelok.
ADVERTISEMENT
Saat ini, sistem power steering terbagi menjadi dua jenis yakni Hydraulic Power Steering (HPS) dan Electronic Power Steering (EPS) yang jamak ditemukan pada mobil keluaran anyar.
Ada anggapan untuk tidak memutar setir hingga mentok. Sebab, hal tersebut diyakini akan merusak sistem power steering tersebut. Lantas, benarkah demikian?
Technical Service Division Executive Coordinator PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Bambang Supriyadi menjelaskan tidak ada masalah soal tindakan tersebut.
“Paling yang perlu jadi perhatian adalah sebaiknya menghindari parkir mobil dalam keadaan ban berbelok, terutama mobil yang masih pakai power steering jenis hidrolis,” katanya kepada kumparan.
Posisi mengemudi mobil Nissan Magnite. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Menurutnya, apabila sering melakukan hal tersebut pada mobil yang masih menggunakan jenis HPS, akan berdampak terhadap komponen sistem kemudi dalam jangka waktu lama.
ADVERTISEMENT
“Jika dibiasakan seperti itu akan membuat umur komponen menjadi lebih pendek. Kemudian juga berpotensi terjadinya kebocoran atau rembesan cairan power steering,” imbuh Bambang.
Sebab, ketika mobil terparkir dalam keadaan ban berbelok. Maka, akan ada satu sisi bagian seal yang mengalami tekanan yang besar, apalagi jika didiamkan dalam waktu yang lama.
“Jadi kalau dibilang sebenarnya boleh belokan setir sampai mentok atau enggak, tentu saja boleh. Memang sudah dirancang bisa seperti itu, lagipula dia ada semacam pembatas atau stopper-nya,” pungkas Bambang.
Bambang menambahkan, selain posisi ban berbelok saat parkir, ada faktor lainnya yang dapat membuat sistem power steering dapat menjadi rusak, misalnya karena kontaminasi debu dan kotoran atau terendam air.
“Untuk gejala tanda power steering bermasalah biasanya setir terasa lebih berat dan timbulnya bunyi karena setelan rack dan pinion-nya perlu di atur ulang,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sistem kemudi, kata Bambang, menjadi salah satu item pemeriksaan setiap kali mobil memasuki masa perawatan rutin setiap 10.000 kilometer atau 6 bulan sekali.
***