Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Memarkirkan sepeda motor nampaknya merupakan hal yang dianggap biasa saja dilakukan.
Ada pemilik motor yang menggunakan standar samping atau side stand, atau juga ada yang terus menerus menegakkan motor dengan standar tengah.
Namun, ada rumor yang menyebut bila terlalu lama standar samping motor bisa rusak. Apakah itu sekadar mitos saja atau memang fakta?
Senior Technical Advisor PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Slamet Kasianom mengatakan jika terpakir dengan standar samping dalam durasi yang lama, besar kemungkinan akan merusak komponen suspensi.
"Fakta ya. Standar samping ada di kiri pasti motor akan miring ke kiri juga. Jika suspensi ada 2 maka beban paling besar ada di suspensi kiri yang sebelah kanan kurang terbebani. Ke depannya akan seperti itu (rusak)," jelas Slamet saat dihubungi kumparan, Selasa (6/10).
Dia menjelaskan dampaknya memang tidak instan, tapi jika sering dilakukan maka kerusakan seperti bocor oli suspensi pasti terjadi. Kebocoran ini disebabkan karena sil suspensi alami kebocoran karena menahan beban terus menerus.
ADVERTISEMENT
"Paling kasat mata memang ada rembesan oli ya, tapi jika tidak ada kebocoran kemungkinan juga spring atau per dalam suspensi akan lemah dalam waktu yang lama. Kita sebutnya kelenturan spring rate menjadi kecil," ungkap dia.
Apalagi untuk kasus motor 250 cc ke atas yang punya bobot lebih besar. Di motor ini sebagian besar juga tidak dilengkapi dengan standar tengah. Slamet menyarankan untuk motor tipe ini sebaiknya menggunakan standar paddock.
"Termasuk juga untuk motor bebek dan matik. Karena dia sudah ada standar dua sebaiknya untuk parkir lama standar tengah saja yang digunakan," jelas dia.
Dampak suspensi yang rusak
Jika suspensi sudah mengalami kebocoran efeknya akan mengurangi kenyamanan berkendara. Bahkan jika kondisi sudah terlalu parah bukan tak mungkin bisa menyebabkan kecelakaan.
ADVERTISEMENT
"Fungsi oli ini kan untuk meredam, jika berkurang otomatis kemampuan suspensi melewati jalan rusak akan berkurang juga. Akan terasa 'jedag-jedug'. Bahasa tekniknya adalah bottoming," papar dia.
Tak cuma itu, kemampuan stabilitas untuk melahap tikungan atau berkendara dalam kecepatan tinggi pasti akan berkurang. Dalam dunia otomotif, hal ini disebut sebagai gejala motor ngebuang.
"Semantara untuk sprint rate yang lemah gejala dan dampaknya mirip dengan oli suspensi yang bocor. Motor akan terasa mengayun," timpal Slamet.