Mitos Musim Hujan Wajib Kurangi Tekanan Angin Ban Mobil

30 Januari 2024 6:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uji coba kehandalan ban yang digadang sebagai produk all around dari Goodyear di Pusat Pendidikan Lalu Lintas (Pusdiklantas) BSD, Tangerang, Rabu (25/1/2023).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Uji coba kehandalan ban yang digadang sebagai produk all around dari Goodyear di Pusat Pendidikan Lalu Lintas (Pusdiklantas) BSD, Tangerang, Rabu (25/1/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak sedikit yang percaya bahwa sebelum berkendara saat musim hujan, pemilik diharuskan untuk mengurangi tekanan angin pada ban mobil. Alasannya, daya cengkram ban akan semakin kuat di permukaan jalan.
ADVERTISEMENT
Area Sales Manager & Training Specialist PT Goodyear Indonesia Andreas Sendie mengungkapkan, hal tersebut sangatlah keliru. Alih-alih seperti yang diharapkan, teknik tersebut malah mengundang bahaya.
"Justru sebelum berkendara, pastikan tekanan angin ban sesuai dengan anjuran setiap masing-masing pabrikan. Ban bila diisi angin dengan kapasitas yang tepat, semua bagian tapaknya akan menyentuh permukaan jalan," kata Sendie kepada kumparan di Bogor belum lama ini.
Menurut Sendie, performa ban justru akan lebih maksimal bila pada kondisi tekanan angin normal. Sebab, fitur-fitur pada tapak ban yang berguna untuk pengendalian dan pengereman akan berfungsi dengan sangat baik.
Pemeriksaan ban mobil. Foto: www.edmunds.com
"Kalau terlalu banyak isi angin lebih dari yang dianjurkan pabrikan, ban akan sangat mengembang. Berpotensi bagian sisi kiri dan kanan tapaknya terangkat, kalau kelamaan maka bagian tengah tapaknya yang akan cepat habis," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
"Begitu juga kalau dengan kurang angin, maka yang akan sering menyentuh permukaan jalan adalah sisi kiri dan kanan tapaknya saja. Menyebabkan bagian tengah tapaknya itu malah terangkat," papar Sendie.
Bagian tengah tapak ban yang terangkat justru membuat air jadi terjebak, potensi aquaplanning semakin besar. Air tidak dapat dialirkan atau dibuang keluar lewat jalur atau pola yang ada di tapak ban.
"Pastikan kalau memang sudah memasuki musim hujan, cek kembali bannya. Periksa apakah tapak bannya masih punya pola dan kembang yang utuh untuk jalur membuang air ketika melewati jalan basah atau tergenang," pungkas Sendie.
***