Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seperti namanya, PHEV yang merupakan singkatan dari Plug-in Hybrid Electric Vehicle atau mobil hybrid yang bisa disetrum. Ini tentunya membutuhkan daya listrik untuk pengisian baterainya.
Namun mengingat infrastruktur pengisian daya bisa dikatakan belum lengkap di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, konsumen nantinya hanya mengandalkan pengisian daya di rumah.
Menangkap sinyal ini, Presiden Direktur PT MMKSI, Naoya Nakamura mengamini hal tersebut. Untuk menjawabnya, ke depan pabrikan akan membangun fasilitas pengisian daya di tempat-tempat strategis supaya memberikan kenyamanan pada konsumen Outlander PHEV.
"Faktanya di Indonesia pengembangan infrastruktur masih butuh banyak sekali, dan alasannya Mitsubishi mengenalkan ini meskipun belum lengkap (infrastrukturnya), kami ingin membuat sesuatu itu terjadi, tentunya kami akan siapkan infrastruktur pengisian baterai di diler serta pusat perbelanjaan," kata Nakamura menjawab pertanyaan yang dilontarkan kumparan usai pengenalan Eclipse Cross dan Outlander PHEV, di Jakarta, Selasa (9/7) malam.
ADVERTISEMENT
Oke, satu terjawab, pertanyaan lain yang muncul adalah, mengapa harus plug-in hybrid, bukan hybrid biasa sehingga pengguna tidak perlu repot mengisi ulang daya baterai mobilnya.
Kalau hal ini jawabannya normatif. Sesuai pemaparan Nakamura, model PHEV diakuinya lebih ramah lingkungan, karena memungkinkan tenaganya hanya berasal dari listrik yang tidak memiliki gas buang. Beda dari mobil hybrid yang pengisian baterainya tetap menggunakan bahan bakar.
"Kami sangat optimistis berkembang dan mengembangkan mobil listrik di Indonesia dan saya juga optimistis bisa menjualnya," kata Nakamura.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, menambahkan pernyataan Nakamura, Director of Sales & Marketing Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Irwan Kuncoro menjelaskan, mobil SUV berbasis plug-in hybrid akan lebih cocok digunakan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Karena yang paling ideal dengan keterbatasan di Indonesia itu adalah Outlander PHEV. Ada tiga elemen value-nya, pertama SUV itu paling cocok dengan kondisi jalan yang belum sepenuhnya baik, juga banjir, maka konsep SUV paling cocok. Kemudian sistem hybrid-nya sendiri, setelah menggunakan listrik dan habis, mesin bisa mengisi listrik sendiri, makanya PHEV adalah pilihan ideal," jelasnya.
"Selanjutnya electric vehicle yang menghasilkan emisi nol," tambah Irwan.
Mitsubishi Outlander PHEV punya estimasi harga Rp 1,2 sampai 1,3 miliar. Nantinya selain mobil, konsumen akan mendapatkan paket tambahan berupa aksesoris kosmetika, perangkat pengisian daya, dan paket perawatan bebas biaya selama 3 tahun.
Namun tidak semua diler menjualnya. Pada tahap awal, Outlander PHEV akan dijual di 12 jaringan penjualan di Jabodetabek dan 2 diler di Bali. Konsumen yang berminat pun sudah dapat memesannya, sedangkan untuk pengiriman unitnya, Irwan mengatakan akan dilakukan sebelum bulan November 2019.
ADVERTISEMENT