Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini sudah bergulir sejak Maret 2021, hasilnya seperti dijelaskan Business Innovation and Sales & Marketing PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy ada peningkatan orderan sampai dengan 50 persen.
"Kenaikan total sekitar 40-50 persen dibandingkan Februari lalu di periode yang sama. Untuk model yang mendapat relaksasi lebih dari 60 persen meningkatnya pada periode minggu pertama," kata Billy kepada kumparan, belum lama ini.
Pun dengan merek mobil Daihatsu yang menyebutkan ada peningkatan penjualan sampai dengan 40 persen untuk model yang dapat insentif.
"Total kenaikan SPK untuk model yang terdampak relaksasi PPnBM seperti Xenia, Terios, Luxio di minggu pertama Maret naik sekitar 40 persen. Tentunya kami akan manage seoptimal mungkin agar dengan adanya peningkatan demand dapat diimbangi dengan supply," kata Marketing and CR Division Head Astra International-Daihatsu Sales Operation, Hendrayadi Lastiyoso.
Namun, hingga saat ini belum ada wacana relaksasi atau insentif dari pemerintah untuk industri otomotif roda dua. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa mobil saja yang mendapat suntikan dari negara padahal melihat data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) penjualan juga ambruk, bahkan sampai 40 persen.
ADVERTISEMENT
Memang faktanya penurunan pembelian mobil lebih besar, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat pada 2020 lalu penjualan secara wholesales anjlok 48,3 persen, sementara untuk ritel terjun 44,5 persen.
Merespons soal isu insentif ke industri otomotif roda dua, PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) paling lantang menyerukan adanya stimulus dari pemerintah. Head & Sales Promotion KMI, Michael C Tanadhi mengatakan memang jika bicara potongan PPnBM seperti seperti mobil sangat sulit, alternatif lainya adalah diskon BBNKB.
"Sepeda motor di bawah 250 cc memang tidak ada PPnBM. Kalau menurut saya dari ATPM Kawasaki perlu suntikan atau kebijakan segar dari pemerintah, saya berharap ada potongan atau keringanan biaya BBNKB," kata Michael saat dihubungi kumparan, Selasa (17/3).
Sebab, menurut Michael, dengan adanya keringanan biaya BBNKB secara otomatis akan memangkas harga retail dari motor baru. Dia yakin, cara itu bisa menstimulus penjualan motor di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Ini sudah pernah diajukan soal keringanan BBNKB cuma belum ada diskusi lebih lanjut dari pemerintah," katanya.
Bahkan kata dia, usulan soal pemangkasan biaya BBNKB sudah diteruskan ke AISI sejak tahun lalu. BBNKB sendiri memang berkaitan dengan pemerintah daerah masing-masing, besarannya bisa berbeda-beda sesuai dengan kebijakan di daerah itu.
Ketua Bidang Komersial (AISI), Sigit Kumala tak menampik jika usulan soal insentif potongan BBNKB sudah diinformasikan ke pemerintah. Tapi dia mengatakan ini cukup sulit lantaran perizinan harus berdasarkan pemerintah daerah.
"Ini kan akan jadi pemasukan untuk daerah masing-masing. Kita sudah bicarakan itu. Tunggu saja kita sedang godok usulan (insentif) ke pemerintah," katanya kepada kumparan.
Namun, saat ditanya insentif apa yang kiranya cocok untuk sepeda motor dia enggan berbicara lebih banyak. Kembali lagi, dia mengatakan sedang disusun dan disiapkan.
ADVERTISEMENT
Menurut sumber kumparan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Taufiek Bawazier tengah menyiapkan insentif untuk industri roda dua. Kita tunggu saja kabar selanjutnya.