Mobil Diesel ‘Cumi’ Belum Tentu Tak Lolos Uji Emisi

12 September 2023 10:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uji emisi mobil diesel di Jerman Foto: dok. Reuters/Michaela Rehle
zoom-in-whitePerbesar
Uji emisi mobil diesel di Jerman Foto: dok. Reuters/Michaela Rehle
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Service Manager Bengkel Auto2000 Cabang Yos Sudarso Yuly Kridiawan mengatakan, mobil diesel yang memiliki kepulan asap banyak belum tentu dinyatakan tidak lolos uji emisi.
ADVERTISEMENT
“Belum tentu, kadang-kadang banyak asap itu kan karena jelaganya banyak. Makanya saat diuji itu harus kita geber-geber dulu untuk dikeluarkan. Baru ketahuan itu opasitasnya (tingkat ketebalan asap) berapa,” kata Yuly ditemui di Sunter, Jakarta Utara.
Yuly menambahkan, berbeda dengan mobil bensin yang menggunakan pengukuran karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC), mobil diesel perlu dilihat seberapa pekat gas buang yang dikeluarkannya atau disebut opasitas.
“Kalau untuk yang diesel pengecekannya agak sedikit beda, karena yang diukur adalah opasitas dan ambang batasnya adalah 40 (persen). Kalau di atas itu tidak lolos,” jelasnya.
Asap mobil berwarna hitam Foto: dok. Istimewa
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat ketebalan asap dari mesin diesel. Salah satunya adalah ketidaksesuaian jenis bahan bakar solar yang dipakai dengan spesifikasi mesinnya.
ADVERTISEMENT
“Untuk mesin diesel perhatikan saja kandungan di jenis bahan bakarnya, karena dari beberapa kali pengujian kami yang pakai seperti solar (di bawah spesifikasi) itu kecenderungannya kurang bagus (hasil emisi). Ini bukan karena bahan bakarnya ya, tapi mungkin kurang sesuainya dengan rekomendasi mesin-mesin diesel modern,” tukas Yuly.
“Penggunaan jenis bahan bakar itu harus disesuaikan dengan spesifikasi mesin karena sebenarnya bukan dari faktor bahan bakarnya. Tapi sesuaikan dengan rekomendasi dari APM atau pabrikan,” katanya lagi.
Senada dengan Yuly, Kepala Bengkel Auto2000 Cabang Krida Cilandak Heri Andriyanto menambahkan, mobil diesel memiliki perbedaan penanganan saat uji emisi. Makanya, prosesnya memakan waktu lebih lama dibanding dengan mobil bensin.
Mesin Kia Sedona Diesel Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
“Itu juga harus ada proses di atas 3.000 rpm supaya ketahuan asap yang keluar dari gas buangnya. Prosesnya sendiri memakan waktu 15-30 menit, dia memang agak panjang dan ada beberapa yang perlu dilihat seperti kepekatan asap,” ujarnya ditemui di Cilandak beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Guna menjaga performa mesin diesel agar tetap optimal dan sehat, perawatan rutin dan berkala menjadi kuncinya. Kemudian penggunaan jenis bahan bakar solar yang tepat serta sesuai spesifikasi mesin juga harus jadi perhatian bersama.
“Perawatan rutin itu sangat penting, emisi itu kan kaitannya dengan sistem pembakaran yang sesuai dan tepat. Kalau itu tidak bisa dijaga akan sangat berpengaruh dengan hasilnya, perawatan berkala pasti dilakukan pembersihan,” pungkasnya.
***