Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
World Rally Championship (WRC ) atau ajang kompetisi reli dunia baru-baru ini menetapkan kebijakan baru soal larangan penggunaan mobil hybrid untuk kelas tertinggi Rally1.
ADVERTISEMENT
Langkah yang mulai diterapkan tahun 2025 itu sebagai upaya penyelenggara untuk membuka kesempatan lebih luas kepada pabrikan lain agar bisa ikut berkompetisi, mengutip Carscoop.
Sebab, sejak diterapkan pada 2022 lalu, tidak banyak jenama yang ikut berpatisipasi, misalnya hanya ada Toyota, Hyundai, dan Ford. Biaya pengembangan teknologi mobil reli hybrid dirasa terlalu mahal.
Untuk mereduksi ongkos pengembangan, penyelenggara akhirnya memutuskan untuk kembali ke mobil reli mesin cetus bakar internal atau internal combustion engine (ICE).
Meski kembali ke ICE, jenis bahan bakar yang digunakan diklaim lebih ramah lingkungan. Selain itu, juga lebih efisien karena motor listrik penggerak yang menjadi penyumbang bobot kini absen.
"Mobil reli pada kelas Rally1 sekarang ini akan menjadi kendaraan andalan WRC untuk tahun 2025 dan 2026 dengan pengurangan biaya dan modifikasi lainnya. Ini termasuk penghapusan unit plug-in hybrid, dengan kinerja yang diimbangi dengan pengurangan bobot keseluruhan, dan pengurangan pembatas udara dan aerodinamis," tulis pernyataan Federasi Automobil Internasional atau FIA.
ADVERTISEMENT
Harapannya dengan adanya regulasi baru yang sepenuhnya berjalan tahun 2026 ini, semua tim secara bersama dapat mengembangkan mobil reli yang lebih aman agar dapat mengurangi biaya dan kompleksitas.
Aturan baru ini memungkinkan pabrikan mengembangkan rancang bangun yang beragam seperti kelas B, C-Class, SUV kompak, dan SUV kompak yang mereka gunakan di jalan raya atau bahkan dari kendaraan purwarupa.
Nantinya setiap mobil akan diberlakukan pembatasan keluaran tenaga maksimal 330 daya kuda dan biaya pengembangannya maksimal 430 ribu dolar AS atau berkisar Rp 6,7 miliar, ini jauh lebih hemat dibanding mobil reli hibrida yang mencapai 1 juta dolar AS setiap unitnya.
Kendati sepenuhnya kembali lagi ke mesin bakar, FIA menegaskan tetap berupaya agar WRC memiliki kelas sendiri yang menggunakan mobil elektrifikasi secepatnya dan mampu mengimbangi performa mobil reli ICE.
ADVERTISEMENT
***